I. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanah merupakan suatu
system mekanik yang kompleks yang terdiri dari tigfa fase yakni bahan bahan
padat, cair, dan gas. Fase padat yang hamper menempati 50% volume tanah
sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya bahan
organic.yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organic
(organosol). Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori yang ditempati
sebagian oleh fase cair dan gas yang perbandingannya selalu bervariasi menurut
musim dan pengolahan tanah. Dengan demikian keempat perbandingan komponen utama
tanah partikel inorganik, bahan organic air dan udara sangat bervariasi menurut
jenis tanah lokasi dan kedlaman.
Sifat sifat tanah diketahui sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah ,mentukan penetrasi akar didalam
tanah, air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Oleh karena itu erat
kaitannya jika seseorang berhadapan dengan tanah ia harus sampai berapa jauh
sifat sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu digunakan
sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan structural dalam
pembangunan jalan raya, bendungan dan fondasi untuk gedung.
Tekstur
tanah adalah kasar atau halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan
perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003).
Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah
ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah. Perkiraan atau
penentuan tekstur tanah diperlukan pada saat menyelidiki tanah tanah
dilapangan. Dalam menentukan tekstur tanah dapat digunakan beberapa metode.
Metode yang digunakan dilapangan untuk menentukan tekstur tanah yaitu metode
feeling, selain itu juga terdapat metode pipet dan metode hydrometer. Untuk
melakukan metode ini maka dilakukan analisa tekstur dilaboratorium.
Segitiga tekstur merupakan suatu diagram untuk menentukan kelas kelas
tekstur tanah. Ada 12 kelas tekstur tanah yang dibedakan oleh jumlah presentase
ketiga fraksi tanah tersebut. Misalkan hasil analisis lab menyatakan bahwa
presentase pasir (x) 32%, liat (y) 42 % dan debu (z) 26%, berdasarkan diagram
segitiga tekstur, maka tanah tersebut masuk kedalam golongan tanah bertekstur
liat.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum
mengenai tekstur tanah untuk mengetahui perbandingan relative antara fraksi
pasir, debu dan liat.
1.2
Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum
analisa ukuran partikel. adalah untuk mengetahui kelas tekstur pada setiapa lapisan tanah serta yang mempengaruhi tekstur
tersebut.
Adapun
kegunaan percobaan tekstur tanah adalah untuk menambah pengetahuan tentang
tekstur dan kaitannya dengan usaha pengolahan tanah lebih lanjut dan penetuan
varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah tanah tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tekstur
Tanah
Tekstur
tanah adalah kasar dan halusnya tanah dari fraksi tanah halus 2mm, berdasarkan
perbandingan banyaknya butir butir pasir, debu dan liat (Hardjowigeno, 2003).
Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah
ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah.Tekstur suatu tanah
merupakan sifat yang hampir tidak berubah berlainan, dengan struktur dan
konsistensi. Memang kadang kadang didapati perubahan dalam lapisan itu sendiri
karena dipindahkannya lapisan permukaanya atau perkembangannya lapisan permukaan
yang baru. Karena sifatnya yang relative tetap untuk jangka waktu tertentuh
maka tekstur tanah sudah lama menjadi dasar klasifikasi tanah serta struktur
yang turut menentkan tata air dalam tanah yang berupa kecepatan fitrasi,
penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah (Darmawijaya,1990).
Tekstur tanah dapat pula ditetapkan secara
kualitatif dilapangn dengan menggunakan perasaan. Tanah yang bisa diletakkan
diantara ibu jari dengan jari telunjuk dan kemudian saling ditekan dan
dirasakan. Terdapatnya tekstur profil tanah terkadang dapat member keuntungan
tetapi, tetapi kadang memberikan kerugian, tergantung pada tingkatan
perkembangan tanah sampai batas batas tertentu. Tekstur tanah menunjukkan kasar
dan halusnya tanah, tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir butir
pasir debu dan liat. Teksur tanah dibedakan berdasarkan presentase kandungan
pasir, debu dan liat (Hadjowigeno, 2002).
Pembagian tekstur berdasarkan kelas tekstur terdiri dari:
Pembagian tekstur berdasarkan kelas
tekstur ada 12,hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh, ( Hanafiah, 2005).
1.
Pasir (sandy) =>
Pasir mempunyai ukuran >2mm dan bersifat kasar dan tidak lekat. Pasir mengikat sedikit air karena
pori-porinya besar sehingga banyak air yang keluar dari tanah akibat gaya
gravitasi.
2.
Pasir berlempung (loam sandy) =>
Tanah pasir berlempung ini memiliki terkstur
yang kasar. Pasir berlempung ini akan membentuk bola yang mudah hancur
karena daya ikat pada partikel-partikel di pasir berlempung tidak kuat. Dan juga akan sedikit sekali lengket karena
memang kandungan lempungnya yang sedikit.
3.
Lempung berpasir (Sandy loam) =>
Rsa kasar pada tanah lempung berpasir
akan terasa agak jelas dan juga akan membentuk bola yang agak keras
tetapi akan mudah hancur.
4.
Lempung
(Loam) => Lempung tidak terasa kasar dan juga
tidak terasa licin. Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat sedikit
digulung dengan permukaan yang mengkilat. Selain itu, lempung juga dapat
melekat.
5.
Lempung
liat berpasir (Sandy-clay-loam) => Lempung liat berpasir terasa
agak jelas. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan juga dapat membentuk
gulungan jika dipilin dan gulungan akan mudah hancur serta dapat melekat.
6.
Lempung
liat berdebu (sandy-silt-loam) => Lempung liat berdebu
memiliki rasa licin yang jelas. Dapat membentuk bola teguh dan gulungan yang
mengkilat serta dapat melekat.
7.
Lempung
berliat (clay loam) => Lempung berliat akan terasa
agak kasar. Dapat membentuk bola agak teguh bila kering dan membentuk gumpalan
bila dipilin tetapi pilinan mudah hancur. Daya lekatnya sedang
8.
Lempung
berdebu (Silty Loam) => Lempung berdebu akan terasa agak licin.
Dapat membentuk bola yang agak teguh dan dapat melekat
9.
Debu
(Silt) => Debu akan terasa licin sekali. Dapt
membentuk bola yang teguh dan dapat sedikit digulung dengan permukaan yang
mengkilap serta terasa agak lekat.
10.
Liat
berpasir (Sandy-clay) => Liat berpasir akan terasa licin tetapi
agak kasar. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar untuk dipijit
tetapi mudah digulung serta memilliki daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
11.
Liat
berdebu (Silty-clay) => Liat berdebu akan terasa
agak licin. Dapat membentuk bola dalam keadaan kering. Akan sukar dipijit
tetapi mudah digulung serta memiliki
daya lekat yang tinggi (melekat sekali).
12.
Liat (clay) =>
Liat akan terasa berat, dapat membentuk bola yang baik. Serta memiliki daya lekat yang tinggi (melekat
sekali).
2.2
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Tekstur Tanah
Faktor factor yang
mempengaruhi tekstur tanah adalah sebagai berikut:
1. Iklim
Iklim
merupakan rerata cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode,
dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka
pendek misalnya harian, mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh
curan hujan ialah sebagai pelarut dan pengankut maka air hujan akan
mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral penyusun tanah, (2) kedalaman dan
diferensiasi profil tanah, (3) sifat
fsik tanah. Pengaruh temperatureSetiap kenaikan temperatur
C akan
meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat. Meningkatkan
pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi seiring dengan
peningkatannya temperature

Hubungan antara temperature dan
pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan organic cukup kompleks. Kandungan
bahan organic tanah adalah jumlah antara hasil penambha bahan organik + laju
mineralisasi bahan organic + kapasitas tanah melidungi bahan organic dari
mineralisasi (liat amorf) (Hanafiah, 2005).
2. Topografi
Tofografi
yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan
tofografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. pada daerah lereng infiltras. Sedangkan pada
daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak
untuk proses genesis tanah.
a.
Pengaruh slope/lereng
Kemiringan
dan pandang lereng berpengaruh pada genesis tanah. Semakin tanah curam lereng
makin besar runcff dan eros tanah. Hal yang mengakibatkan terhambatnya genesis
tanah oleh karena pertumbuhan tanaman
terhambat dan sumbangan bahan organik juga lebh kecil, pelapukan menjadi
terhambat begitu pula dengan pembentukan liat. Disamping itu, pencucian dan
eluviasi berkurang. Dengan kata lain tanah lebih tipis dan kurang berkembang di
daerah lereng.
b.
Pengaruh tinggi muka air dan drainase
Tanah
mempunyai drainase baik pada slope yang muka air tanah jauh di bawah permukaan
tanah. Tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan muka air yang muncul di
permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya kondisi anerobik dan reduksi. Tanah
yang bedrainase buruk mempunyai horison A biasanya berwarna gelap olh karena
tingginya bahan organik, tapi horison bawah pemukaannya cenderung kelabu
(gray). Tanah berdrainase baik, mempunyai horison A yang warnanya lebih terang
dan horison bawahnya seragam lebih gelap.(Hanafiah,
2005)
3. Organisme
Hidup
Fungsi
utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus
akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan
melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali
seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur
bahan organik dengan mineral. Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi
air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil.
Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan
bahan organik menjadi humus.(Hanafiah, 2005)
4. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang
terus menerus berubah (dinamis) sehingga akibat pelapukan dan pencucian yang
terus menerus maka tanah tanah yang semakin tua juga akan semakin kurus.
Mineral yang banyak mengandung unsure hara telah habis mengalami pelapukan
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses
pembentukan tanah yang terus berjalan maka bahan induk tanah berubah berturut
turut menjadi tanah muda, tanah dewasa dan tanah tua. Tanah muda hasil
pembentukan horizon C dan horizon A. Tanah dewasa yaitu hasil pembentukan
horizon B yang masih muda (Bw). Tanah tua merupakan tanah dari hasil pencucian
yang terus menerus berlanjut sehingga tanah tersebut menjadi kurus dan masam.
Perlu diketahui bahwa tingkat perkebangan
tanah tidak setara dengan tingkat pelapukan tanah. Tingkat perkembangan
tanah berhubungan dengan perkembangan horizon horizon tanah, sedangkan tingkat
pelapukan tanah berhubungan dengan tingkat pelapukan mineral dalam tanah
(Hardjowigeno, 2003)
5. Bahan
Induk
Pembentuk bahan induk yang terbentuk dari batuan induk keras di
dominasi oleh proses disentegrasi secara fisik dan dekomposisi kimiawi partikel
mineral dalam batuan tersebut. Bahan induk yang berasal dari batu pasir. Pada
batu kapur, tanah terbentuk dari sisa-sisa bahan yang tidak larut setelah
kalsium dan magnesium karbonat terlarut dan terkunci. Liat adalah bahan yang
dapat d temui pada batu kapur, yang kemudian menjadikan tanah bertekstur halus.
Bahan induk yang di turunkan dari sedimen dibawah oleh air angin. Sedimen
koluvial terjadi pada lereng terjal
dimana gravitasi adalah kekuatan utama yang menyebabkan gerakan dan
sedimentasi.sedimen koluvial adalah bahan induk yang penting di areal
bergunung/berbukit. Sedimen alluvial biasa ditemui dimana-mana oleh karena
penyebaran oleh banjir dan sungai. Contoh: kebanyakan tanah-tanah pertanian di
California terbentuk di lembahdiman alluvial adalah bahan induk yang dominan. Pengaruh bahan induk terhadap genesis tanah, Perkembangan
horison terutama horison B tergantung pada translokasi partikel halus oleh air.
Bahan induk yang tersusun 100% pasir kuarsa tidak akan hancur untuk
mengahasilkan partikel koloid. Bahan induk yang bertekstur pasir akan mendukung
perkembangan horison bahasa daerah (humid). Bahan induk yang tersusun atas
partikel inter media akan berkembang menjadi berbagai jenis tanah. Tekstur dan
struktur tanah akan mempengaruhi genesis tanah melalui proses infiltrasi dan
erosi. Permeabilitas dan translokasi material dalam air, proteksi dan akumulasi
bahan organik dan ketebalan solum (horison A+B). (Foth,H.D. 1990).
2.3
Sifat fisik Tanah
Menurut Hardjowigeno, 2003 sifat fisika tanah terdiri dari:
1.
Batas batas
horison
Dalam
pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horison horison ini diberikan ke
dalam beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang dari 2,5 cm dan berangsur
2.
Warna tanah
Warna tanah merupakan petunjuk
beberapa sifat tanah karna warnah tanah menunjukan apabila makin tinggi bahan
organik , warnah tanah semakin gelap. Didaerah berdrainase buruk yaitu daerah yg selalu tergenang air seluruh
tanah berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam keadaan reduksi(
). Pada
tanah yang berdrainase baik yaitu tanah
yang tidak perna terendam air fe
terdapat dalam keadaan oksidasi.

3.
Tesktur tanah
Tekstur tanah
menujukkan halus kasarnya tanah dari fraksi
tanah halus (2mm) . tanah dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur taanah yaitu:
kasar, agak kasar sedang agak halus dan halus
4.
Struktur
tanah
Struktur
tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah struktur ini terjadi
karna butir butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat
seperti bahan organik oksida oksida besi dan lain lain.
5.
Konsistensi
Konsistensi tanah menunjukkan
kekuatan daya kohesi butir butir tanah debgan benda lain. Tanah yang mempunyai konsistensi
baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
6.
Drainase tanah
Kelas
drainase ditentukan dilapang dengan melihat adanya gejala gejala pengaruh air dalam penampang tanah.
7.
Bulk density (kerapatan lindak)
Bulk density (kerapatan lindak) Menunjukan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori
pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.
8.
Pori pori tanah
Pori pori tanah adalah bagian yang
tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air).
9.
Kematangan tanah (Nilai-N)
Nilai-n merupkan nilai untuk
menunjukkan tingkat kematangn tanah. Tanah yang belum matang seperti lumpur
cair sehingga kalu diremas akan muda keluar dari genggaman tangan melalui sela
sela jari.
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum tekstur tanah dilaksanakan
pada hari jumat tanggal 09 november 2012 sekitar pukul 15.00 – selesai,
dilaboratorium fisika tanah, jurusan ilmu tanah, fakultas pertanian universitas
hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum tekstur tanah yaitu hydrometer, timbangan, mesin
pengocok, silinder, sedimentasi, saringan, corong, sprayer, cawang, botol
tekstur, serta thermometer.
Bahan yang digunakan pada paktikum
tekstur tanah yaitu sampel tanah lapisan 1 dan 2, akuades, larutan calgon,
kantung plastic gula,karet gelang serata kertas label.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur
kerja yang dilakukan pada praktikum tekstur tanah yaitu:
1.
Timbang 20 gram tanah kering udara,
butir butir tanah ini berukuran kurang dari 2mm.
2.
Masukkan kedalam Erlenmeyer atau
botol tekstur dan tambahkan 10 ml calgon 4% dan air secukupnya.
3.
Tutup dengan plastic kocok dengan
menggunakan mesin pengocok selama kurang lebih 15 menit
4.
Tuangkan secara kualitatif semua
isinya kedaalam silinder sedimentasi 500 ml yang diatasnya dipasangi saringan
dengan diameter lubang sebesar 0,05 mm dan bersihkan botol tekstur dengan
bantuan botol semprot.
5.
Semprot dengan sprayer sambil diaduk
aduk semua suspense yang masih tinggal pada saringan sehingga semua partikel
debu dan liat telah turun (air saringan telah jernih).
6.
Pasir yang tertinggal dipindahkan
kedalam cawan dengan pertolongan botol semprot kemudian masukkan kedalam oven
bersuhu
C selama 2 x
24 jam, selanjutnya masukkan kedalam desikator dan timbang hingga berat pasir
diketahui (catat sebagai C gram)

7.
Cukupkan larutan suspensi dalam
silinder sedimentasi dengan air destilasi hingga 500 ml
8.
Angkat selinder sedimentasi, sumbat
baik baik dengan karet lalu kocik dengan membolak balik tegak lurus
sebanyak 20 kali atau dapat juga dilakukan
dengan memasukkan pengocok kedalam silinder sedimentasi lalu aduk naik turun
selama 1 menit.

9.
Dengan cepat tuangkan kira kira 3
tetes amil alcohol kepermukaan suspensi untuk menghilangkan gangguan buih yang
mungkin timbul.
10.
Setelah 15 detik, masukkan
hydrometer kedalam suspense dengan hati hati agar suspense tidak banyak terganggu.
11.
Setelah 40 detik baca dan catat
pembacaan hydrometer pertama (
) dan suhu
suspense (
)


12.
Dengan hati hati keluarkan
hydrometer dari suspense
13.
Setelah menjelang 8 jam masukkan
hydrometer dan catat pembacaa hydrometer kedua
dan suhu suspensi


14.
Hitung berat debu dan liat dengan
menggunakan persamaan dibawah ini:
Berat debu
dan liat = [
] - 0,5..............(a)

Berat liat = [
] – 0,5...............(b)

Berat Debu = Berat
(debu dan liat) – berat liat.......(a+b)
15.
Hitung persentase
pasir, debu dan liat dengan persamaan:
% pasir =
x 100%

% debu =
x 100%

% liat =
x 100%

16. Masukkan nilai yang didapat ke dalam segitiga tekstur.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Berdasarkan
data dari pengukuran dan analisis perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel.1 Hasil Perhitungan Kelas
Tekstur Tanah
jenis tanah
|
lapisan
|
% pasir
|
% debu
|
% liat
|
Kelas
|
Inseptisol
|
I
|
36,05
|
59,01
|
4,93
|
Debu
|
inseptisol
|
II
|
16,29
|
77,79
|
6,01
|
Debu
|
4.2
pembahasan
Setelah dilakukan pengolahan data
didapatkan bahwa pada tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase
pasir 36,05 %, debu 959,01 %, dan liat 4,93%. Dan pada lapisan II memiliki
persentase pasir 16,29%, debu 77,79 %, dan liat 6,01 %. Dari hasil tersebut,
lapisan I dan II termasuk kelas tekstur debu. Hal ini disebabkan
karena adanya partikel yang sedang, sesuai dengan yang dikemukakan Foth (1994), bahwa dimana permukaan
yang bertekstur debu terasa licin sekali dan agak melekat.
Tekstur debu merupakan tekstur yang licin. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Hardjowigeno (2002), bahwa tanah bertekstur debu
karena lebih licin maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih
besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah
bertekstur licin lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur
kasar.
Untuk lapisan
pertama dan kedua memiliki tekstur yang sama, yaitu berstektur debu. Untuk
lapisan pertama ini terjadi karena persentase debu lebih tinggi
dibandingkan pasir dan liat. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sutedjo (1982) bahwa yang menyebabkan tanah berstektur debu disebabkan oleh beberapa hal
yaitu bahan organik yang disebabkan oleh banyaknya sisa-sisa tumbuhan dan sisa
pembuangan lainnya.
Selain itu juga
hal lain yang menyebabkan hal diatas adalah permeabiitas atau kemampuan tanah
untuk melepaskan air, mineral liat, porositas. Sedangkan lapisan kedua
berstruktur debu karena persentase kandungan debu lebih tinggi dibandingkan
dengan pasir atau liat. Sesuai dengan segitiga tekstur, dari hasil penggabungan
ketiga fraksi tersebut ditemukan 1 titik kelas tekstur yaitu debu.
Tekstur
debu kurang baik untuk tanaman yang sifatnya tidak tahan air karna tekstur liat memiliki menyerap dan
menahan air dan unsur hara yang tinggi namun melepaskan air yang rendah pula
sehingga kurang baik bagi pertumbuhan tanaman khususnya perumbuhan akar. Jika
akar tanaman tergenang air maka akan mengalami busuk akar sehingga pertumbuhan
tanaman akan terhambat karna tidak ada transportasi unur hara kebagian daun
yang akan diproses oleh fotosintesis untuk tanaman. Namun tekstur debu bisa
ditanami tanaman perkebunan.
V.
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Lapisan pertama
memiliki persentase pasir sebesar 36,05%, persentase debu sebesar 59,01%
persentae liat sebesar 4,93%, sehingga kelas teksturnya adalah debu.
2.
Lapisan kedua memiliki
persentase pasir sebesar 16,29%, persentase debu sebesar 77,79%, persentase
liat sebesar 6,01%, sehingga kelas teksturnya adalah debu.
3.
Faktor–faktor yang
mempengaruhi tekstur tanah inseptisol yaitu faktor translokasi bahan organik,
sifat–sifat tanah tiap–tiap horison, iklim, kedalaman lapisan, kegiatan jasad
renik, vegetasi, drainase, kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi,
permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam memilih lahan untuk
pertanian diperhatikan masalah tekstur tanah karena mempengaruhi kandungan
bahan organik atau unsur hara yang diperlukan untuk proses tumbuhan serta
kemampuannya menyimpan air dan aerasi.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawijaya, M.Isa,1990. Klasifikasi Tanah. Gajah Mada University press. Yogyakarta.
Foth, Hendry D. 1990. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Erlangga Gajah Mada University
Press:Yogyakarta.
Foth, Hendry D. 1994. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Erlangga Gajah Mada University
Press:Yogyakarta.
Hanafiah, Ali Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Raja
Grafindo Persada, Jakara.
Hardjowigono, H.S. 2002. Ilmu Tanah.
AkademikaPressindo, Jakarta.
Hardjowigono, H.S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika
Pressindo, Jakarta
LAMPIRAN
·
Lapisan I
DIK :
H1 = 10 t1 =
30oC C =3,4 gr
H2 = 7 t2 = 2,9oC
a Berat Debu & Liat = 

= 

= 

= 

= 

=


= 6,03
gr
a Berat Liat = 

= 

= 

= 

= 

=
0,965 – 0,5
=
0,465 gr
a Berat Debu = berat (debu + liat) -berat liat
= 6,03 – 0,465
=
5,565 gr
§ % Pasir =

= 

=

= 36,05 %
§ % Debu = 

= 

= 

= 59,01%
§ % Liat = 

= 

= 

= 4,93%
·
Lapisan II
DIK :
H1 = 11 t1 =
31oC C = 1,3 gr
H2 = 7 t2 = 3oC
a Berat Debu & Liat = 

= 

= 

= 

= 

=


= 6,68
gr
a Berat Liat = 

= 

= 

= 

= 

=
0,98 – 0,5
=
0,48 gr
a Berat Debu = berat (debu + liat) -berat liat
= 6,68 – 0,48
=
6,2 gr
§ % Pasir =

= 

=

= 16,29 %
§ % Debu = 

= 

= 

= 77,69%
§ % Liat = 

= 

= 

= 6,01 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar