I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bulk density (berat isi) adalah perbandingan
tanah kering dengan satuan volume tanah termasuk volume pori pori tanah umumnya
dinyatakan dalam gram per Tanah adalah sebagai tempat atau
media tumbuhnya tanaman. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi mahluk
hidup. Dalam pertanian tanah digunakan sebagai media tumbuhnya tanaman darat
tanah berasaldari hasil pelapukan batuan tercampur dengan sisa sisabahan
organic dan organismevegetasi atau hewanyang hidup di atasnya atau didalamnya.
Selain itu didalam tanah juga terdapat udara dan air. Air didalam tanah berasal
dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidakmeresap ketempat lain. (Tim Asisten dan Dosen. 2008).
Besar jenis tanah suatu
massa (unit massa) tanah yang seharusnya dinyatakan gr/cm3. Volume
tanah ini termasuk butiran padat dan pori-pori tanah diantara partikel
tanah. Besar ini berguna untuk
menghitung berat tanah dilapangan. Besar isi ditentukan oleh porositas dan
padatan tanah. Tanah yang renggang dan pori-porinya mempunyai bobot yang kecil
persatuan volume. Tanah bertekstur halus mempunyai porositas yang tinggi dan
besar isi lebih mudah daripada tanah berpasir. Tanah yang lebih padat memiliki
berat isi lebih besar dibandingkan tanah yang sama, tetapi kurang padat.
Salah satu komponen sifat
fisik ini adalah kerapatan massa Bulk density. Kerapatan massa adalah
perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah termasuk ruang pori di
dalam tanah. Pentingnya mempelajarinya kerapatan massa tanah adalah karena
berhubungan dengan porositas tanah, permeabilitas tanah dan komponen-komponen
sifat fisik tanah lainnya.
Berat tanah ditentukan
oleh porositas tanah dan padatan tanah yang renggang pori-pori mempunyai bobot
kecil persatuan volume yang padat dan berbobot tinggi persatuan volume. Bahan
organik memperkecil berat isi tanah karena bahan organik jauh lebih ringan dari
pada mineral, dan bahan organik dapat memperbesar nilai Bulk density tanah.
Nilai bulk density tanah dapat menggambarkan tekstur, struktur, lapisan pada
tanah, pengelolaan tanah, pengaruh sifat fisik tanah tersebut pada pertumbuhan
tanaman dapat dinilai dari kaitan pertumbuhan tanaman dengan isi tanah.
Nilai Bulk density perlu
diketahui untuk menghitung berat tanah dilapangan juga untuk menentukan jenis
usaha tanah yang sesuai pada bahan-bahan yang akan diolah. Hal ini disebabkan
karena Bulk density dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur tanah, jumlah air
dan sifat lainnya. Di lain pihak, semua sifat-sifat tanah akan berkaitan dengan
model suatu konservasi dan pengolahan tanah yang sesuai.
Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, maka dianggap perlu untuk mengadakan
pratikum Bulk density agar kita dapat memilih dan mengetahui karakteristik, dan
struktur media tumbuh untuk tanaman yang akan dibudidayakan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
diadakannya pratikum Bulk density adalah untuk mengetahui berat jenis atau Bulk
density pada sampel tanah utuh khusunya tanah Inceptisol.
Adapun kegunaan dari praktikium ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang
keadaan Bulk density tiap lapisan pada tanah alfisol serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bulk Density
Bulk density (berat jenis suatu tanah)
adalah besar massa tanah persatuan
volume, termasuk butiran padat dan ruang pori, umumnya dinyatakan dalam gr/cm3. (Pairunan, Ak.1985). Sedangkan particle density adalah berat suatu massa tanah persatuan volume tanpa pori-pori
tanah dengan gr/cm3. Sampel tanah yang
diambil untuk menentukan berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari
dalam tanah. Demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya. Bulk
density ditentukan dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air.
Sedangkan absorpsi air dalam tanah didrasi dengan selaput parafin.
Tanah yang kemungkinan lepas dan berkumpul akan mempunyai berat persatuan volume
yang mudah dan tanah yang lebih tinggi kerapatan massanya. Butiran-butiran
pasir letaknya cenderung untuk erat satu sama lainnya. Kandungan bahan-bahan
organik rendah dari tanah berpasir dan mempertinggi kerapatan massa, sebaliknya
butir-butir tanah yang permukaannya halus, mempunyai letak yang tidak begitu
erat satu sama lainnya. Hal ini akibat kenyataan bahwa permukaan tanah relatif
berbutir-butir (Buckman dan Brandy, 1982).
Berat volume kering adalah berat bagian padat atau tanah kering, dibagi dengan
volume total termasuk volume butir-butir padat dan volume ruang pori. Untuk
tanah yang volume ruang porinya sama dengan setengah volume total tanah, maka
nilainya berkisar 1,3 – 1,5 gr/cm3. Sedangkan tanah yang
berlempung atau liat mencapai 1,1 gr/cm3. Struktur tanah
mempunyai pengaruh terhadap volume tanah. Tanah-tanah organik memiliki nilai
kerapatan isi yang sangat rendah di bandingkan dengan tanah mineral. Hal ini
ditentukan atau tergantung dari sifat-sifat bahan organik yang menyusun tanah
organik itu dan kandungan isi tanah itu berkisar antara 0,2 – 0,6 gr/cm3 (Hakim dkk,
1986).
Tanah lebih padat
mempunyai Bulk density yang lebih besar dari pada tanah mineral bagian atas
mempunyai kandungan Bulk Density yang lebih rendah dibandingkan tanah
dibawahnya. Bulk density di lapangan tersusun atas tanah-tanah
mineral yang umumnya berkisar 1,0 -1,6 gr/cm3.
Tanah organik memiliki nilai Bulk density yang lebih mudah, misalnya dapat
mencapai 0,1 gr/cm3 – 0,9 gr/cm3 pada bahan organik.
Bulk density atau kerapatan massa tanah banyak mempengaruhi sifat fisik tanah,
seperti porositas, kekuatan, daya dukung, kemampuan tanah menyimpan air
drainase, dll. Sifat fisik tanah ini banyak bersangkutan dengan penggunaan
tanah dalam berbagai keadaan (Hardjowigeno, 2003). Bulk density atau kerapatan tanah menunjukkan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume bawah termasuk volume
pori-pori tanah. Makin padat suatu tanah, maka semakin tinggi bulk density yang berarti semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus
akar tanaman.
Massa jenis padatan tanah adalah
perbandingan antara massa kepadatan terhadap volume padatannya sendiri.
Pengukuran dilakukan selama 24 jam dengan suhu mutlak 105oC atau
antara 100 -110oC. Persyaratan suhu dan waktu serta kadar air tanah
dinggap nol dan mutlak tidak akan berubah. Bulk
density pada lapisan A tanah-tanah mineral umumnya berkisar antara 1,2 – 1,6
gram/cm3. Tanah organik mempunyai Bulk density yang rendah hanya
dapat mencapai 0,1 gram/cm3 pada bahan organiknya. Bulk density
penting bagi kebutuhan pupuk atau pada tiap hektar tanah yang dipengaruhi tanah perhektar.
2.2
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Bulk Density
Bulk
density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-pori
tanah, struktur, tekstur, ketersediaan bahan organik, serta pengolahan
tanah sehingga dapat dengan cepat berubah akibat pengolahan tanah dan praktek
budidaya (Hardjowigeno, 2003). Bahan organik lebih ringan daripada bahan
mineral. Disamping itu bahan organik akan memperbesar pori tanah. Nilai Bulk
density akan lebih rendah bahan organik penyusun tanah tinggi karena bahan
organik dapat memperkecil berat (S) tanah dan dapat memperbesar porositas tanah
serta memiliki berat yang kecil dibanding dengan bahan mineral. Tanah dengan
nilai bulk density yang kecil baik untuk lahan pertanian sebab Bulk density
yang kecil bahan organik yang dikandungnya akan semakin besar sehingga akan
menyebabkan aerasi dalam tanah tersebut menjadi lebih baik. Tanah yang memiliki
Bulk density tinggi atau besar mempunyai kandungan bahan mineral yang banyak,
namun porositasnya rendah karena semakin tinggi nilai Bulk densitynya maka
porositasnya akan berkurang (Pairunan, 1985).
Selain itu faktor lain yang mempengaruhi nilai bulk density adalah struktur
tanah, dimana tanah yang memiliki struktur yang halus maka meiliki nilai bulk
density yang rendah. Semakin masuk ke dalam profil tanah, kerapatan massa tanah
semakin naik. Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan organik yang rendah dan
penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh berat lapisan atasnya
(Sutedjo, 1987).
III. METEDOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Pratikum Bulk density dilaksanakan di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar. pada hari Rabu,
26 November 2012
pukul 11.30-13.30. wita
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum Bulk density adalah ring sampel, oven, timbangan dan penggaris.
Bahan yang digunakan yaitu sampel
tanah utuh
3.3. Prosedur Kerja
Adapun porsedur kerja pada praktikum yaitu :
1.
Mengambil contoh tanah dari pengamatan profil
yaitu contah tanah utuh yang diambil dengan ring sampel, dimasukkan ke dalam
oven 2 hari sebelum pratikum.
2.
Setelah
diovenkan, memasukkan contoh tanah ke
dalam desikator untuk didinginkan kemudian ditimbang tanah beserta ring
sampelnya.
3.
Selanjutnya mengeluarkan tanahnya kemudian timbang ring sampelnya.
4. Menghitung Bulk Density
dengan persamaan :
BD =
gr/cm3
Keterangan
:
Volume
tanah = p r2 t
T = tinggi ring sampel (cm)
r = jari-jari (cm)
p =
3,14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Berdasarkan hasi pengamatan yang dilakukan, maka
diperoleh data sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengamatan Bulk
Density pada sampel tanah utuh
Jenis Tanah
|
Bulk Density (gram/cm3)
|
Lapisan I
|
1,06 g/cm3
|
Sumber: Data Setelah Diolah, 2012
4.2. Pembahasan
Tanah inceptisol memiliki nilai Bulk density 1,06 g/cm3.
Hal ini mungkin disebabkan karena sedikitnya kandungan bahan organik pada
lapisan ini. Sedikit atau banyaknya
kandungan bahan organik disebabkan
karena lapisan ini terletak dekat dengan
batuan induk sehingga lebih banyak mengandung pasir dan tanah. Pasir memiliki kandungan bahan organik yang
sedikit. Ini sesuai denang pendapat Pairunan(1985) bahwa tanah yang berstruktur
halus mempunyai porositas tinggi dan berat isi yang lebih rendah daripada tanah
berpasir. Hal ini juga sesuai dengan
pendapat (Sutejo 1987) bahwa kandungan bahan organik yang cukup mempengaruhi
nilai butiran tanah karena bahan organik yang sangat ringan sehingga
mempengaruhi kepadatan tanah. Tanah yang
mengandung bahan organik yang tinggi akan memiliki nilai Bulk density yang
rendah, sebaliknya tanah yang mengandung bahan organik yang rendah memiliki
nilai Bulk density yang tinggi.
Selain itu faktor lain yang
mempengaruhi bulk density disebabkan oleh beberapa faktor dan salah satunya
dipengaruhi oleh struktur tanah dimana tanah yang memiliki struktur yang halus
memiliki nilai bulk density yang rendah.
Hal ini sejalan dengan pendapat (Sutejo1987) bahwa semakin masuk ke
dalam profil tanah, kerapatan massa tanah semakin naik. Tampaknya ini akibat dari kandungan bahan
organik yang rendah dan penimbunan alat serta pemadatan yang disebabkan oleh
berat lapisan atasnya.
Adapun faktor
lain yang mempengaruhi Bulk density yaitu kandungan kadar apabila suatu daerah
memilki kandungan kadar air yang tinggi
maka bulk density di daerah tersebut dapat di pastikan rendah, hal ini sesuai dengan
pendapat (Hanafiah 2005) yang menyatakan bahwa Bulk density dan kadar air
berbanding terbalik , hal ini dapat dibuktikan apabila tanah dapat menyerap air
yang banyak sehingga tanah akan susah untuk memadat dikarenakan di dalam
agregat tanah banyak menyimpan air, kadar air sangat erat hubungannya
dengan tekstur tanah apabila tanah
memilki tekstur pasir maka tanah ini memilki kandungan bahan oganik yang banyak
sehingga tanah yang bertekstur liat mempunyai daya melewatkan air yang lambat
sehingga air akan tersimpang di dalam agregat tanah sebaliknya tanah yang
memilki kandungan bahan organic yang sedikit seperti yanag dijelaskan pada
paragrap diatas bahwa tanah ini memilki tekstur pasir umumnya tanah yang
memilki tekstur pasir akan cepat melepaskan
air, sehingga air tidak akan bertahan dengan lama di dalam agregat tanah
sehingga kepadatan tanah akan lebih besar. Bulk density penting bagi kebutuhan pupuk atau pada tiap
hektar tanah yang dipengaruhi tanah
perhektar. Kerapatan massa pada berbagai horizon
pada tanah lempung memperlihatkan bahwa horizon C (bahan induk) merupakan
lapisan terpadat mempunyai kerapatan massa 1,7 gram/cm3. pembentukan
struktur selama perkembangan tanah menyebabkan horizon-horizon dibagian atas
mempunyai kerapatan massa lebih rendah dibandingkan bahan induk aslinya (Foth,
H.D, 1989).
Sehingga bulk density
yang baik untuk perakaran tanaman yaitu yag memiliki nilai bulk densitynya
rendah karna semakin tinggi nilai bulk density suatu daerah maka makan padat
suatu tanah tersebut sehingga mengakibatkan perakaran pada tanaman tidak bisa
menyerap kedalam tanah.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diamati,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Tanah pada
ring sampel memiliki nilai bulk density yang rendah yaitu 1,33 gr/cm3.
2.
Nilai Bulk
density dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya padatan tanah, pori-pori
tanah, struktur, tekstur, ketersediaan
bahan organik, serta pengolahan tanah.
5.2
Saran
Sebaiknya
tanah yang memiliki bulk density rendah dapat dijadikan sebagai lahan
Pertanian karena memgandung bahan organik yang tinggi, sehingga aerasi dalam
tanah menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O. dan N. C.
Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara
Karya Angkasa, Jakarta.
Foth HD,
1989. Dasar‑Dasar llmu Tanah. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Hanafiah, Kemas, Dr. Ir. 2004.
Dasar-dasar ilmu tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Hakim N @all , 1986. Dasar‑dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Hardjowigeno,S. 2003. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa.
Pairunan A, 1985. Dasar‑Dasar
Ilmu Tanah. Badan
ke~asaina Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar.
LAMPIRAN
Perhitungan Bulk Density (BD) pada Lapisan I tanah Alfisols.
Dik : d = 5,6 cm
r = 2,8 cm
t = 6,8 cm
berat tanah kering oven = 222,7 gram
Peny. :
Volume Tanah = π r2
t
= 3,14 x (2,8)2x 6,8
= 167,4 cm3
Jadi, nilai bult densitynya yaitu:
BD = gram/cm3
=
= 1,33 g/cm3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar