I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah adalah sebagai tempat atau
media tumbuhnya tanaman. Tanah memiliki
peranan yang sangat penting bagi mahluk hidup. Dalam pertanian tanah digunakan
sebagai media tumbuhnya tanaman darat tanah berasaldari hasil pelapukan batuan
tercampur dengan sisa sisabahan organic dan organismevegetasi atau hewanyang
hidup di atasnya atau didalamnya. Selain itu didalam tanah juga terdapat udara
dan air. Air didalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah
sehingga tidakmeresap ketempat lain. Disamping
percampuran bahan mineral dengan bahan organic, maka dalam proses pembentukan
tanah terdapat pula lapisan lapisan tanah atau horison.
Tanah
dibedakan atas beberapa macam, ada tanah terganggu
dan tanah utuh pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada
setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah
maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa
tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah
komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya
analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu ( Nurhajati, 1986
). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut
dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah
disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di
lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah
rusak disebut contoh tanah terganggu.
Profil tanah adalah urutan urutan tanah, yaitu lapisan lapisan tanah yang
dianggap sejajr dengan permukaan bumi. Lapisan lapisan tersbut mempunyai sifat
yang berbeda beda. Untuk keperluan keperluan tertentu (misalnya genesa tanah analisa, biologi
maupun fisika tanah dan keperluan lainnya) sangat diperlukan gambaran yang
lebih jelas tentang tanah,umumnya hal ini diatasi dengan pembuatan suatu profil
tanah.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu di adakan pengamatan profil tanah.
Unutk mengetahui sifat sifat pada lapisan tanah maka di lakukan praktikum
profil tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara
cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum profil tanah ialah untuk mengetahui
sifat sifat dari lapisan tanah meliputi kedalaman lapisan, batasan lapisan, tofografi
batas lapisan,
warna, tekstur, struktur, konsistensi dari karatan tanah.
Adapun kegunaan dari praktikum profil tanah adalah
praktikan dapat melihat karakteristik dari setiap lapisan atau horizon tanah
dengan pengamatan langsung dilapangan. Selain itu, praktikan dapat memberikan
rekomendasi terhadap vegetasi yang sesuai dengan jenis tanah.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Profil tanah merupakan urutan urutan horison yakni
lapisan lapisan tanah yang di anggap sejajar dengan permukaan bumi.
Menurut hardjowigeno (1987) Lapisan lapisan tanah terbentuk karena dua hal yaitu;
1. Pengendapan
yang berulang ulang oleh genengan air. Apabila genagan air tersebut masig
mengalir dengan kecepatan tinggi maka hanya butir butir kasar seperti pasir
kerikil yang dapat di endapkan. Bila air yang mengenang tidak mengalir lagi mka
butir butir yang halus seperti liat atau debu mulai dapat di endapkan. Tanah
tanah dengan endapan yang berlapis lapis ini umumnya ditemukan didaerah
sekitaran sungai didaerah daerah dataran banjir atau teras.
2. Karena proses pembentukan tanah
Proses
pembentukan tanah dimulai dari proses pelapukan batuan induk menjadi bahan
induk tanah diikuti oleh proses pencampuran bahan organik menjadi bahan mineral
dipermukaan tanah, proses pembentukan dari pemindahan pemindahan bahan bahan
tanah dari bagian atas tanah kebagian bawah dan berbagai proses lain yang dapat
menghasilkan horizon horison tanah.
Horizon
tanah
merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas hingga kebebatuan
induk tanah ( regolith),
Menurut Hanafiah (2007), pembentukan batuan dikelompokkan menjadi tiga:
1. Batuan beku
(igneous rock) yang merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses solidifikasi
(pembekuan) magma cair. Apabila proses pembentukannya terjadi jauh dibawah
tanah, maka bebatuan yang terbentuk disebut plutonik (batuan dalam), disebut intrusi
(batuan gang) jika pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan
tanah, dan disebut ekstrusi (batuan vulkanik atau lelehan) jika pembekuannya
terjadi dipermukaan tanah.
2. Batuan
sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses
konsolidasi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angin atau
air dibawah permukaan bumi.
3. Batuan
peralihan (metamorf) yang merupakan batuan beku atau batuan sedimen yang telah
mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu,
tekanan, cairan atau gas aktif.
Menurut
hardjowigeno (1987) horizon
tanah dibedakan menjadi:
Horison O adalah lapisan teratas yang hampir seluruhnya mengandung bahan
organic. Tumbuhan daratan dan jatuhannya dedaunan termasuk pada horizon ini.
Juga humus. Humus dari horizon O bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk
horizon A, soil, berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas
biologis, tumbuhan atau pun hewan. 2 horison teratas inisering disebut topsoil.
Asam
organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk pada
topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona pencucian, dan membantu
melarutkan mineral seperti besi dan kalsium. Pergerakan air ke bawah pada
horizon E membawa serta mineral terlarut, juga mineral lempung berukuran halus,
ke lapisan di bawahnya. Pencucian (atau eluviasi) mineral lempung dan terlarut
ini dapat membuat horizon ini berwarna pucat seperti pasir.
Material
yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona akumulasi.
Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat akibat
kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon B.
Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi yang masih
keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral
lempung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E.
Lapisan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan tumbuh secara
lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini; pohon-pohon berakar
dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin
Horizon C
ialah material bahan induk yang sedikit terlapuk, sehingga lunak dan dapat
ditembus akar tanaman.
Horison E merupakan horizon dimana terjadi pencucian/eluviasi
maksimum terhadap liat, fe, al, bahan organik berwarna pucat.
2.2 Faktor –
Faktor Pembentukan Tanah
Faktor
faktor pembentukan tanah terdiri dari:
1. Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode,
dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka
pendek misalnya harian,
mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai pelarut dan pengankut maka air hujan akan
mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral penyusun tanah, (2) kedalaman dan
diferensiasi profil tanah, (3) sifat
fsik tanah. Pengaruh temperature Setiap kenaikan temperatur
C akan meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat.
Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi seiring
dengan peningkatannya temperature

Hubungan antara temperature dan pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan
organic cukup kompleks. Kandungan bahan organic tanah adalah jumlah antara
hasil penambha bahan organik + laju mineralisasi bahan organic + kapasitas
tanah melidungi bahan organicdari mineralisasi (liat amorf).(Hanafiah, 2005)
2. Organisme
Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah
untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan
membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang
meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus
membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.
Lubang-lubang yang dibuat akan
membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan
mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa
membantu proses pembusukan bahan organik menjadi humus.(Hanafiah, 2005)
3.
Waktu
Karakter
tanah berubah seiring berjalannya waktu. Tanah yang masih muda masih
mencerminkan struktur material asalnya. Tanah yang sudah dewasa akan lebih
tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat ditentukan
dengan meneliti ketebalan tanah yang terbentuk pada masing-masing aliran
ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran larva, debu
vulkanik, endapan glasial, atau sedimen lainnya disebut paleosol. Soil seperti
ini dapat dilacak secara regional dan dapat mengandung fosil. Maka dari
itu,tanahini sangat berguna untuk batuan dan sedimen, serta untuk
menginterpretasi iklim dan topografi lampau.(Hanafiah, 2005)
4. Bahan induk
Pembentuk
bahan induk yang terbentuk dari batuan induk keras di dominasi oleh proses disentegrasi
secara fisik dan dekomposisi kimiawi partikel mineral dalam batuan tersebut.
Bahan induk yang berasal dari batu pasir. Pada batu kapur, tanah terbentuk dari
sisa-sisa bahan yang tidak larut setelah kalsium dan magnesium karbonat
terlarut dan terkunci. Liat adalah bahan yang dapat d temui pada batu kapur,
yang kemudian menjadikan tanah bertekstur halus. Bahan induk yang di turunkan
dari sedimen dibawah oleh air angin. Sedimen koluvial terjadi pada lereng terjal dimana gravitasi
adalah kekuatan utama yang menyebabkan gerakan dan sedimentasi.sedimen koluvial
adalah bahan induk yang penting di areal bergunung/berbukit. Sedimen alluvial
biasa ditemui dimana-mana oleh karena penyebaran oleh banjir dan sungai.
Contoh: kebanyakan tanah-tanah pertanian di California terbentuk di lembahdiman
alluvial adalah bahan induk yang dominan. Pengaruh bahan induk terhadap genesis tanah, Perkembangan horison
terutama horison B tergantung pada translokasi partikel halus oleh air. Bahan
induk yang tersusun 100% pasir kuarsa tidak akan hancur untuk mengahasilkan
partikel koloid. Bahan induk yang bertekstur pasir akan mendukung perkembangan
horison bahasa daerah (humid). Bahan induk yang tersusun atas partikel inter
media akan berkembang menjadi berbagai jenis tanah. Tekstur dan struktur tanah
akan mempengaruhi genesis tanah melalui proses infiltrasi dan erosi.
Permeabilitas dan translokasi material dalam air, proteksi dan akumulasi bahan
organik dan ketebalan solum (horison A+B). (Foth,H.D. 1990).
5. Topografi
Tofografi
yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan
tofografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk. pada daerah lereng infiltras. Sedangkan pada
daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak
untuk proses genesis tanah.
a. Pengaruh
slope/lereng
Kemiringan dan pandang lereng berpengaruh pada genesis tanah.
Semakin tanah curam lereng makin besar runcff dan eros tanah. Hal yang
mengakibatkan terhambatnya genesis tanah oleh karena pertumbuhan tanaman terhambat dan sumbangan
bahan organik juga lebh kecil, pelapukan menjadi terhambat begitu pula dengan
pembentukan liat. Disamping itu, pencucian dan eluviasi berkurang. Dengan kata
lain tanah lebih tipis dan kurang berkembang di daerah lereng.
b.
Pengaruh tinggi
muka air dan drainase
Tanah mempunyai drainase baik pada slope yang muka air tanah jauh
di bawah permukaan tanah. Tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan muka air
yang muncul di permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya kondisi anerobik dan
reduksi. Tanah yang bedrainase buruk mempunyai horison A biasanya berwarna
gelap olh karena tingginya bahan organik, tapi horison bawah pemukaannya
cenderung kelabu (gray). Tanah berdrainase baik, mempunyai horison A yang
warnanya lebih terang dan horison bawahnya seragam lebih gelap.(Hanafiah, 2005)
2.3
Sifat-Sifat Tanah
2.3.1Sifat Fisika
Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat
sifat fisika tanah terdiri dari:
1.
batas Batas
horison, dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horison horison
ini diberikan ke dalam beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang
dari 2,5 cm dan berangsur
2.
Warna tanah
merupakan petunjuk beberapa sifat tanah karna warnah tanah menunjukan apabila
makin tinggi bahan organik , warnah tanah semakin gelap. Didaerah
berdrainase buruk yaitu daerah yg selalu
tergenang air seluruh tanah berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam
keadaan reduksi(
). Pada tanah yang berdrainase baik
yaitu tanah yang tidak perna terendam
air fe terdapat dalam keadaan oksidasi.

3.
tesktur tanah tekstur tanah menujukkan halus
kasarnya tanah dari fraksi tanah halus
(2mm) . tanah dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur taanah yaitu: kasar, agak
kasar sedang agak halus dan halus
4.
struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir
butir tanah . struktur ini terjadi karna
butir butir pasir debu dan liat terikat satu sm lain oleh suatu perekat seperti
bahan organik oksida oksida besi dan lain lain.
5.
konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butir
butir tanah debgan benda lain. Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya
mudah di olah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
6.
Drainase tanah .Klas drainase ditentukan dilapang
dengan melihat adanya gejala gejala pengaruh air dalam penampang tanah.
7.
Bulk density (kerapatan lindat).Menunjukan
perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori
pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.
2.3.2 Sifat Kimia Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987)
sifat-sifat kimia tanah terdiri dari:
1.
Reaksi tanah (ph tanah). Menunjukan sifat keasaman tanah yang dinyatakn
dengan nilai ph. Nilai ph menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen(
) di dalam tanah semkin masam tanah
tersebut.

2.
Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat
halus
Sehingga membenuk permukaan yang
tinggi persatuan berat . koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif
dalam reaksi reaksi fsikokimia di dalam tanah.
3.
kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen
per 100g.
4.
pertukaran anion banyak ditemukan pada mineral liat amorf, dan liat al
dan fe-oksida.
5.
kejenuhan basa , menunjukan perbandingan antara jumlah kation kation
basa dengan jumlah semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah.
2.3.3
Sifat-sifat biologi tanah
Menurut
(Hardjowigeno 2003)
sifat-sifat biologi tanah terdiri dari:
1.
Makro
fauna
Makro
fauna atau penghuni tanah dapat dibedakan menjadi: hewan hewan besar pelubang
tanah, cacing tanah.
Hewan-hewan
besar pelubang tanah seperti tikus, kadang kadang dapat memperbaiki tata udara
tanah dan mengubah kesuburan serta struktur tanah.
Cacing
tanah mengaduk tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air
menjadi lebih baik dan lebih muda ditembus akar.
2.
Makro
flora
Tanaman
tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organic dan penyimpan energy surya.
Akar akar tumbuh dan mati didalam tanah sehingga menyediakan makanan dan energy
bagi hewan tanah dan mikro flora. Akar tanaman yang masi hidup mempengaruhi
keseimbangan hara tanah akibat penyerapan unsure unsure hara oleh akar akar
tersebut.
3.
Mikro
flora
Bakteri,
fungi dan actinomicetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap karena
tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan sekresi sat perekat yang tidak mudah
larut dalam air.
III. METODOLOGI
3.1 Letak
Geografis dan Administratif
Letak geografis :
39”13,1” LS
44’ 56,7”BT


Letak administratif
pengamatan profil tanah yaitu di wilayah takalar :
-
Sebelah timur : pemukiman penduduk
-
Sebelah utara : sungai musiman
-
Sebelah barat : sungai musiman
-
Sebelah selatan : sungai musiman
3.2 Waktu
dan Tempat
Praktikum
Profil Tanah dilakukan pada hari sabtu tanggal 20 Oktober 2012 sekitar pukul
11.00 – selesai yang bertempat di
takalar.
3.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah cangkul, linggis,skop, cutter/pisau, meteran, ring sampel, papan, Daftar Isian
Profil (DIP), palu.
Bahan-bahan
yang digunakan pada saat pengambilan sample profil tanah adalah kantong
plastik, air dan kertas label karet pengikat
3.4 Prosedur
Kerja
Prosedur kerja pada praktikum yang dilakukan :
3.4.1 Penggalian
Profil Tanah
a. Membuat
lubang penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau berdiri di
dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.
b. Mengukur penampang 1,5 m x 1 m sampai bahan induk dan
pemeriksaan di sisi lubang penampang ruang mendapat sinar matahari.
c. Tanah bekas galian jangan ditumpuk di
atas sisi penampang pemeriksaan.
d. Penampang pewakil adalah tanah yang belum
mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
e. Jika
berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum
pengamatan.
f. Melakukan
pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore ).
3.4.2 Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh
Prosedur pengambilan tanah utuh yaitu:
a. Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan
ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah
tersebut.
b. Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
d. Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan skop atau linggis
e. Mengangkat
ring sampel dengan hati-hati ke atas.
f. Menutup ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang
sudah disediakan.
3.4.3 Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
a. Ambillah tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang
akan diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.
b. Masukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di
takalar pada hari Sabtu tanggal 20
Oktober 2012, diperoleh hasil sebagai berikut :
Parameter
Pengamatan
|
Lapisan
|
||
I
|
II
|
III
|
|
Kedalaman Lapisan
|
30 cm
|
28 cm
|
47 cm
|
Batasan Lapisan
|
Baur
|
Baur
|
Baur
|
Topografi batas lapisan
|
Tidak Teratur
|
Tidak Teratur
|
Tidak Teratur
|
Warna (munsel)
|
-
|
||
Tekstur
|
Pasir
|
Liat
|
Liat
|
Struktur
|
Sedang
|
Sedang
|
Halus
|
Konsistensi
|
Teguh
|
Lepas
|
Gembur
|
Karatan
|
Fe,Mn
|
Mn
|
Mg,Mn
|
Data primer setelah di olah (2012)
4.2
Pembahasan
Berdasarkan
hasil dari pengamatan yang dilakukan
pada percobaan profil tanah di
lapangan, saya dapat membahas bahwa terlihat adanya lapisan yang terdiri dari
lapisan I, lapisan II,dan lapisan
III. Pada pengamatan profil tanah,
lapisan I memiliki kedalaman 30 cm, lapisan ke II memiliki kedalaman 28cm, dan lapisan III memiliki
kedalaman 47 cm. Sedangkan batas lapisan lapisanya, pada lapisan I baur,
lapisan II baur, lapisan III pun baur, ini disebabkan karna
adanya
perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian dimana pada
saat hujan, air tersebut akan mengalir turun ke lapisan bawah bersama mineral
tanah dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan adanya perbedaan horizon.
Menurut
(Hardjowigeno 1987) Perbedaan
lapisan tanah disebabkan oleh:
Tofografi
yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan
tofografi akan mempengaruhi jenistanah yang terbentuk. Tanah pada daerah lereng
infiltrasi kurang dibandingkan kehilangan melalui runcff. Sedangkan pada daerah
datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk
proses genesis tanah.
Warna tanah dipengaruhi
kandungan bahan organik, mineral, drainase, kandungan air, dan aerasi. Pada
pengamatan profil tanah, tidak diperoleh
data mengenai warna tanah karena tidak
adanya kertas munsell.
Tekstur tanah ialah perbandingan
tanah yang menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus(2mm). Pada
pengamatan profil tanah, diperoleh data lapisan I berupa pasir, lapisan II
berupa liat, dan lapisan III berupa liat. Tekstur tanah penting untuk
diketahui, karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan
menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia, dan kimia tanah. Hal ini dikarenakan
adanya proses pencucian.
Struktur tanah adalah gumpalan
kecil dari butir butir tanah. Gumpalan
gumpalan ini terjadi karena butir butir pasir debu dan liat terikat satu sama
lain. Pada
pengamatan profil tanah, lapisan I bentuk strukturnya adalah sedang, pada
lapisan ke II bentuk strukturnya adalah halus,dan pada lapisan III strukturnya
adalah halus. Idealnya bahwa struktur disebut granular. Struktur
granular merupakan struktur tanah yang ideal untuk pertanian lahan kering
karena struktur ini di peroleh dengan keadaan aerasi baik serta drainase yang
baik.
Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk manifestasi
gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam massa tanah
dengan kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi ditetapkan dalam keadaan
basah, lembab dan kering. Pada lapisan I konsistensinyan adalah teguh, lapisan
II konsistensinya adalah Lepas dan pada lapisan III konsistensinya adalah
gembur.
Pada profil tanah yang di amati, lapisan I,II, dan III mengandung karatan.
Pada lapisan tanah I kandungan karatannya berupa Fe dan Mn. Karatan berwarna
merah kuning-kuningan mengandung banyak mangan (Mn) sedangkan
berwarna merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi
dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi
dalam tanah. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat
sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senyawa Fe3+
yang berwarna merah. Bila air tidak pernah menggenang tata udara dalam tanah
selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe3+)
oleh karena itu umumnya berwarna merah atau coklat. Lapisan II mengandung
karatan Mn. Sedangkan, lapisan III mengandung karatan Mg dan Mn.
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Pada Lapisan I mempunyai kedalaman 30 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur
pasir, struktur sedang,konsistensi
teguh dan karatan Fe dan Mn.
b. Pada Lapisan II mempunyai kedalaman 28 cm, memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan tidak
teratur, tekstur liat, struktur halus, konsistensi
lepas dan mengandung karatan Mn.
c. Pada Lapisan III mempunyai kedalaman 47 cm, memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan tidak
teratur, teksturliat, struktur halus, konsistensi
gembur dan mengandung karatan Mg dan Mn.
d. Faktor- faktor pembentukan
tanah yaitu kemeringan, material asal, organisme hidup, waktu, dan iklim.
5.2 Saran
Dalam melakukan proses pengamtan profil tanah, paling tidak dari pihak
asisten lebih meningkatakan mutu penjelasnya terhadap profil tanah yang agar
kami lebih mengetahui lagi tentang profil tanah di bidang praktikun dan teori
DAFTAR PUSTAKA
Foth,
H.D.1990. Fundamentals of Soil Science
. John Wiley dan sons.
New York

Hardjowigeno
sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Akademika Presindo: Jakarta
Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT
Rajagrafindo Persada: Palembang
Lopulisa.2004.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT.Rajagara Findo Persada: Jakarta
Tim
Asisten dan Dosen. 2008. Penuntun
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin.
Nurhajati,
Hakim. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Penerbit Universitas Lampung.
LAMPIRAN


PENGGALIAN
LAHAN MENENTUKAN BATASLAPISAN TANAH


MENGUKUR
KEDALAMAN LAPISAN MENENTUKAN
TEKSTUR TANAH


MENENTUKAN
KONSISTENSI TANAH MENENTUKAN KARATAN



MAKAN BERSAMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar