Senin, 29 April 2013

PROFIL TANAH



I.    PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tanah adalah sebagai tempat atau media tumbuhnya tanaman. Tanah memiliki peranan yang sangat penting bagi mahluk hidup. Dalam pertanian tanah digunakan sebagai media tumbuhnya tanaman darat tanah berasaldari hasil pelapukan batuan tercampur dengan sisa sisabahan organic dan organismevegetasi atau hewanyang hidup di atasnya atau didalamnya. Selain itu didalam tanah juga terdapat udara dan air. Air didalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidakmeresap ketempat lain. Disamping percampuran bahan mineral dengan bahan organic, maka dalam proses pembentukan tanah terdapat pula lapisan lapisan tanah atau horison.
            Tanah dibedakan atas beberapa macam, ada tanah terganggu dan tanah utuh pada tujuan dan cara pengambilan. Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu ( Nurhajati, 1986 ). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.
Profil tanah adalah urutan urutan tanah, yaitu lapisan lapisan tanah yang dianggap sejajr dengan permukaan bumi. Lapisan lapisan tersbut mempunyai sifat yang berbeda beda. Untuk keperluan keperluan tertentu  (misalnya genesa tanah analisa, biologi maupun fisika tanah dan keperluan lainnya) sangat diperlukan gambaran yang lebih jelas tentang tanah,umumnya hal ini diatasi dengan pembuatan suatu profil tanah.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu di adakan pengamatan profil tanah.
Unutk mengetahui sifat sifat pada lapisan tanah maka di lakukan praktikum profil tanah. Pengamatan profil sangat penting dalam mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat dilapangan, terutama yang berkaitan dengan genetis dan klasifikasi tanah.









1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum profil tanah ialah untuk mengetahui sifat sifat dari lapisan tanah meliputi kedalaman lapisan, batasan lapisan, tofografi batas lapisan, warna, tekstur, struktur, konsistensi dari karatan tanah.
Adapun kegunaan dari praktikum profil tanah adalah praktikan dapat melihat karakteristik dari setiap lapisan atau horizon tanah dengan pengamatan langsung dilapangan. Selain itu, praktikan dapat memberikan rekomendasi terhadap vegetasi yang sesuai dengan  jenis tanah.














II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pofil Tanah
Profil tanah merupakan urutan urutan horison yakni lapisan lapisan tanah yang di anggap sejajar dengan permukaan bumi.
Menurut hardjowigeno (1987) Lapisan lapisan tanah terbentuk karena dua hal yaitu;
1. Pengendapan yang berulang ulang oleh genengan air. Apabila genagan air tersebut masig mengalir dengan kecepatan tinggi maka hanya butir butir kasar seperti pasir kerikil yang dapat di endapkan. Bila air yang mengenang tidak mengalir lagi mka butir butir yang halus seperti liat atau debu mulai dapat di endapkan. Tanah tanah dengan endapan yang berlapis lapis ini umumnya ditemukan didaerah sekitaran sungai didaerah daerah dataran banjir atau teras.
2.  Karena proses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanah dimulai dari proses pelapukan batuan induk menjadi bahan induk tanah diikuti oleh proses pencampuran bahan organik menjadi bahan mineral dipermukaan tanah, proses pembentukan dari pemindahan pemindahan bahan bahan tanah dari bagian atas tanah kebagian bawah dan berbagai proses lain yang dapat menghasilkan horizon horison tanah.
Horizon tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas hingga kebebatuan induk tanah ( regolith),
Menurut Hanafiah (2007), pembentukan batuan dikelompokkan menjadi tiga:
1.   Batuan beku (igneous rock) yang merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses solidifikasi (pembekuan) magma cair. Apabila proses pembentukannya terjadi jauh dibawah tanah, maka bebatuan yang terbentuk disebut plutonik (batuan dalam), disebut intrusi (batuan gang) jika pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan tanah, dan disebut ekstrusi (batuan vulkanik atau lelehan) jika pembekuannya terjadi dipermukaan tanah.
2.  Batuan sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang terbentuk dari proses konsolidasi (pemadatan) endapan-endapan partikel yang terbawa oleh angin atau air dibawah permukaan bumi.
3.   Batuan peralihan (metamorf) yang merupakan batuan beku atau batuan sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif.
Menurut hardjowigeno (1987) horizon tanah dibedakan menjadi:
              Horison O adalah lapisan teratas yang hampir seluruhnya mengandung bahan organic. Tumbuhan daratan dan jatuhannya dedaunan termasuk pada horizon ini. Juga humus. Humus dari horizon O bercampur dengan mineral lapuk untuk membentuk horizon A, soil, berwarna gelap yang kaya akan bahan organik dan aktivitas biologis, tumbuhan atau pun hewan. 2 horison teratas inisering disebut topsoil.
               Asam organik dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan yang membusuk pada topsoil meresap ke bawah ke horizon E, atau zona pencucian, dan membantu melarutkan mineral seperti besi dan kalsium. Pergerakan air ke bawah pada horizon E membawa serta mineral terlarut, juga mineral lempung berukuran halus, ke lapisan di bawahnya. Pencucian (atau eluviasi) mineral lempung dan terlarut ini dapat membuat horizon ini berwarna pucat seperti pasir.
               Material yang tercuci ke bawah ini berkumpul pada horizon B, atau zona akumulasi. Lapisan ini kadang agak melempung dan berwarna merah/coklat karat akibat kandungan hematit dan limonitnya. Kalsit juga dapat terkumpul di horizon B. Horizon ini sering disebut subsoil. Pada horizon B, material Bumi yang masih keras (hardpan), dapat terbentuk pada daerah dengan iklim basah di mana mineral lempung, silika dan oksida besi terakumulasi akibat pencucian dari horizon E. Lapisan ini sangat sulit untuk digali/dibor. Akar tumbuhan akan tumbuh secara lateral di atasnya dan bukannya menembus lapisan ini; pohon-pohon berakar dangkal ini biasanya terlepas dari akarnya oleh angin
Horizon C ialah material bahan induk yang sedikit terlapuk, sehingga lunak dan dapat ditembus akar tanaman.
Horison E merupakan horizon dimana terjadi pencucian/eluviasi maksimum terhadap liat, fe, al, bahan organik berwarna pucat.









2.2  Faktor – Faktor Pembentukan Tanah
Faktor faktor pembentukan tanah terdiri dari:           
1.  Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang minimal permusim atau perperiode, dan seterusnya, dan cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek misalnya harian, mingguan, bulanan dan masimal semusim atau seperiode. Pengaruh curan hujan ialah sebagai pelarut dan pengankut maka air hujan akan mempengarugi: (1) komposisi kimiawi mineral penyusun tanah, (2) kedalaman dan diferensiasi profil tanah,  (3) sifat fsik tanah. Pengaruh temperature Setiap kenaikan temperatur C akan meningkatkan penigkatannya laju reaksi kimiawi menjadi 2x lipat. Meningkatkan pembentukan dan pelapukan dan pembentukan liat terjadi seiring dengan peningkatannya temperature
            Hubungan antara temperature dan pertumbuhan tanaman serta akumulasi bahan organic cukup kompleks. Kandungan bahan organic tanah adalah jumlah antara hasil penambha bahan organik + laju mineralisasi bahan organic + kapasitas tanah melidungi bahan organicdari mineralisasi (liat amorf).(Hanafiah, 2005)
2.  Organisme Hidup
Fungsi utama organisme hidup adalah untuk menyediakan bahan organik bagi soil. Humus akan menyediakan nutrien dan membantu menahan air. Tumbuhan membusuk akan melepaskan asam organik yang meningkatkan pelapukan kimiawi. Hewan penggali seperti semut, cacing, dan tikus membawa partikel soil ke permukaan dan mencampur bahan organik dengan mineral.
Lubang-lubang yang dibuat akan membantu sirkulasi air dan udara, meningkatkan pelapukan kimiawi dan mempercepat pembentukan soil. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protozoa membantu proses pembusukan bahan organik menjadi humus.(Hanafiah, 2005)
3.    Waktu                         
Karakter tanah berubah seiring berjalannya waktu. Tanah yang masih muda masih mencerminkan struktur material asalnya. Tanah yang sudah dewasa akan lebih tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu antarerupsi dapat ditentukan dengan meneliti ketebalan tanah yang terbentuk pada masing-masing aliran ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam-dalam oleh aliran larva, debu vulkanik, endapan glasial, atau sedimen lainnya disebut paleosol. Soil seperti ini dapat dilacak secara regional dan dapat mengandung fosil. Maka dari itu,tanahini sangat berguna untuk batuan dan sedimen, serta untuk menginterpretasi iklim dan topografi lampau.(Hanafiah, 2005)
4. Bahan induk
Pembentuk bahan induk yang terbentuk dari batuan induk keras di dominasi oleh proses disentegrasi secara fisik dan dekomposisi kimiawi partikel mineral dalam batuan tersebut. Bahan induk yang berasal dari batu pasir. Pada batu kapur, tanah terbentuk dari sisa-sisa bahan yang tidak larut setelah kalsium dan magnesium karbonat terlarut dan terkunci. Liat adalah bahan yang dapat d temui pada batu kapur, yang kemudian menjadikan tanah bertekstur halus. Bahan induk yang di turunkan dari sedimen dibawah oleh air angin. Sedimen koluvial  terjadi pada lereng terjal dimana gravitasi adalah kekuatan utama yang menyebabkan gerakan dan sedimentasi.sedimen koluvial adalah bahan induk yang penting di areal bergunung/berbukit. Sedimen alluvial biasa ditemui dimana-mana oleh karena penyebaran oleh banjir dan sungai. Contoh: kebanyakan tanah-tanah pertanian di California terbentuk di lembahdiman alluvial adalah bahan induk yang dominan. Pengaruh bahan induk terhadap genesis tanah, Perkembangan horison terutama horison B tergantung pada translokasi partikel halus oleh air. Bahan induk yang tersusun 100% pasir kuarsa tidak akan hancur untuk mengahasilkan partikel koloid. Bahan induk yang bertekstur pasir akan mendukung perkembangan horison bahasa daerah (humid). Bahan induk yang tersusun atas partikel inter media akan berkembang menjadi berbagai jenis tanah. Tekstur dan struktur tanah akan mempengaruhi genesis tanah melalui proses infiltrasi dan erosi. Permeabilitas dan translokasi material dalam air, proteksi dan akumulasi bahan organik dan ketebalan solum (horison A+B). (Foth,H.D. 1990).
5.  Topografi
Tofografi yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan tofografi akan mempengaruhi jenis tanah yang terbentuk.  pada daerah lereng infiltras. Sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk proses genesis tanah.
a. Pengaruh slope/lereng
Kemiringan dan pandang lereng berpengaruh pada genesis tanah. Semakin tanah curam lereng makin besar runcff dan eros tanah. Hal yang mengakibatkan terhambatnya genesis tanah oleh karena  pertumbuhan tanaman terhambat dan sumbangan bahan organik juga lebh kecil, pelapukan menjadi terhambat begitu pula dengan pembentukan liat. Disamping itu, pencucian dan eluviasi berkurang. Dengan kata lain tanah lebih tipis dan kurang berkembang di daerah lereng.
b.      Pengaruh tinggi muka air dan drainase
Tanah mempunyai drainase baik pada slope yang muka air tanah jauh di bawah permukaan tanah. Tanah yang berdrainase buruk ditandai dengan muka air yang muncul di permukaan tanah yang menyebabkan terjadinya kondisi anerobik dan reduksi. Tanah yang bedrainase buruk mempunyai horison A biasanya berwarna gelap olh karena tingginya bahan organik, tapi horison bawah pemukaannya cenderung kelabu (gray). Tanah berdrainase baik, mempunyai horison A yang warnanya lebih terang dan horison bawahnya seragam lebih gelap.(Hanafiah, 2005)







2.3 Sifat-Sifat Tanah
2.3.1Sifat Fisika Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat sifat fisika tanah terdiri dari:
1.       batas Batas horison, dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan horison horison ini diberikan ke dalam beberapa tingkatan nyata yaitu ( lebar peralihan kurang dari 2,5 cm  dan berangsur
2.      Warna  tanah merupakan petunjuk beberapa sifat tanah karna warnah tanah menunjukan apabila makin tinggi bahan organik , warnah tanah semakin gelap. Didaerah berdrainase buruk  yaitu daerah yg selalu tergenang air seluruh tanah berwarna abu-abu karna senyawa fe terdapat dalam keadaan reduksi(). Pada tanah yang berdrainase baik yaitu tanah  yang tidak perna terendam air  fe terdapat dalam keadaan oksidasi.
3.      tesktur tanah tekstur tanah menujukkan halus kasarnya  tanah dari fraksi tanah halus (2mm) . tanah dikelompokkan ke dalam beberapa tekstur taanah yaitu: kasar, agak kasar sedang agak halus dan halus
4.      struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir butir tanah .  struktur ini terjadi karna butir butir pasir debu dan liat terikat satu sm lain oleh suatu perekat seperti bahan organik oksida oksida besi dan lain lain.
5.      konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butir butir tanah debgan benda lain. Tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah di olah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.
6.      Drainase tanah .Klas drainase ditentukan dilapang dengan melihat adanya gejala gejala pengaruh air dalam penampang tanah.
7.      Bulk density (kerapatan lindat).Menunjukan perbandingan antara berat tanah kering dengan volume tanah termasuk volume pori pori tanah. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah.

















2.3.2 Sifat Kimia Tanah
Menurut (hardjowigeno 1987) sifat-sifat kimia tanah terdiri dari:
1.  Reaksi tanah (ph tanah). Menunjukan sifat keasaman tanah yang dinyatakn dengan nilai ph. Nilai ph menunjukan banyaknya konsentrasi ion hidrogen( ) di dalam tanah semkin masam tanah tersebut.
2.  Koloid tanah adalah bahan mineral dan bahan organik tanah yang sangat halus
Sehingga membenuk permukaan yang tinggi persatuan berat . koloid tanah merupakan bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi reaksi fsikokimia di dalam tanah.
3.  kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu miliekivalen per 100g.
4.  pertukaran anion banyak ditemukan pada mineral liat amorf, dan liat al dan fe-oksida.
 5.  kejenuhan basa , menunjukan perbandingan antara jumlah kation kation basa dengan jumlah semua kation yang terdapat dalam kompleks jerapan tanah.








2.3.3 Sifat-sifat biologi tanah
   Menurut (Hardjowigeno 2003) sifat-sifat biologi tanah terdiri dari:
1.      Makro fauna
Makro fauna atau penghuni tanah dapat dibedakan menjadi: hewan hewan besar pelubang tanah, cacing tanah.
Hewan-hewan besar pelubang tanah seperti tikus, kadang kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan mengubah kesuburan serta struktur tanah.
Cacing tanah mengaduk tanah dan memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik dan lebih muda ditembus akar.
2.      Makro flora
Tanaman tanaman tinggi adalah produsen primer bahan organic dan penyimpan energy surya. Akar akar tumbuh dan mati didalam tanah sehingga menyediakan makanan dan energy bagi hewan tanah dan mikro flora. Akar tanaman yang masi hidup mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan unsure unsure hara oleh akar akar tersebut.
3.      Mikro flora
Bakteri, fungi dan actinomicetes membantu pembentukan struktur tanah yang mantap karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan sekresi sat perekat yang tidak mudah larut dalam air.




III. METODOLOGI
3.1 Letak Geografis dan Administratif
Letak  geografis : 39”13,1” LS 44’ 56,7”BT
Letak administratif pengamatan profil tanah yaitu di wilayah takalar :
-          Sebelah timur : pemukiman penduduk
-          Sebelah utara : sungai musiman
-          Sebelah barat : sungai musiman
-          Sebelah selatan : sungai musiman
3.2 Waktu dan Tempat
Praktikum  Profil Tanah dilakukan pada hari sabtu tanggal 20 Oktober 2012 sekitar pukul 11.00 – selesai  yang bertempat  di takalar.
3.3  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah cangkul, linggis,skop, cutter/pisau, meteran, ring sampel, papan, Daftar Isian Profil (DIP), palu.
Bahan-bahan yang digunakan pada saat pengambilan sample profil tanah adalah kantong plastik, air dan kertas label karet pengikat
3.4 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum yang dilakukan  :
3.4.1  Penggalian Profil Tanah
a.  Membuat lubang penampang harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau berdiri di dalamnya agar pemeriksaan berjalan lancar.
b.  Mengukur penampang 1,5 m x 1 m sampai bahan induk dan pemeriksaan di sisi lubang penampang ruang mendapat sinar matahari.
c.  Tanah bekas galian jangan ditumpuk di atas sisi penampang pemeriksaan.
d. Penampang pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh dari pemukiman.
e.  Jika berair, maka air yang berada dalam penampang harus dikeluarkan sebelum pengamatan.
f.  Melakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak terlalu pagi atau sore ).
3.4.2  Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh
Prosedur pengambilan tanah utuh yaitu:
a.  Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian meletakan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap ke bawah) pada lapisan tanah tersebut.
b.  Menekan ring sampel sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah.
d.  Menggali ring sampel beserta tanah di dalamnya dengan skop atau linggis
e.  Mengangkat ring sampel dengan hati-hati ke atas.
f.  Menutup ring sampel dengan plastik, lalu simpan dalam kotak khusus yang sudah disediakan.
3.4.3 Cara Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
a.  Ambillah tanah dengan sendok tanah atau pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil, mulailah dengan lapisan paling bawah.
b.  Masukkan dalam kantong plastk yang telah di beri label.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1     Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di takalar  pada hari Sabtu tanggal 20 Oktober 2012, diperoleh hasil sebagai berikut :
Parameter
Pengamatan
Lapisan
I
II
III
Kedalaman Lapisan
30 cm
28 cm
47 cm
Batasan Lapisan
Baur
Baur
Baur
Topografi batas lapisan
Tidak Teratur
Tidak Teratur
Tidak Teratur
Warna (munsel)


-   
Tekstur
Pasir
Liat
Liat
Struktur
Sedang
Sedang
Halus
Konsistensi
Teguh
Lepas
Gembur
Karatan
Fe,Mn
Mn
Mg,Mn
Data primer setelah di olah  (2012)




4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan  pada percobaan   profil tanah di lapangan, saya dapat membahas bahwa terlihat adanya lapisan yang terdiri dari lapisan I, lapisan II,dan lapisan III. Pada pengamatan profil tanah, lapisan I memiliki kedalaman 30 cm, lapisan ke II memiliki  kedalaman 28cm, dan lapisan III memiliki kedalaman 47 cm. Sedangkan batas lapisan lapisanya, pada lapisan I baur, lapisan II baur, lapisan III pun baur, ini disebabkan karna
adanya perbedaan kedalaman tanah pada tiap lapisan dalam proses pencucian dimana pada saat hujan, air tersebut akan mengalir turun ke lapisan bawah bersama mineral tanah dengan kecepatan tinggi sehingga menyebabkan adanya perbedaan horizon.
Menurut (Hardjowigeno 1987) Perbedaan lapisan tanah disebabkan oleh:
Tofografi yang dimaksud adalah konfigurasi permukaan dari suatu area/wilayah. Perbedaan tofografi akan mempengaruhi jenistanah yang terbentuk. Tanah pada daerah lereng infiltrasi kurang dibandingkan kehilangan melalui runcff. Sedangkan pada daerah datar/rendah, menerima kelebihan air yang menyediakan air lebih banyak untuk proses genesis tanah.
Warna tanah dipengaruhi kandungan bahan organik, mineral, drainase, kandungan air, dan aerasi. Pada pengamatan profil tanah, tidak diperoleh data  mengenai warna tanah karena tidak adanya kertas munsell.
Tekstur tanah ialah perbandingan tanah yang menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah halus(2mm). Pada pengamatan profil tanah, diperoleh data lapisan I berupa pasir, lapisan II berupa liat, dan lapisan III berupa liat. Tekstur tanah penting untuk diketahui, karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika kimia, dan kimia tanah.  Hal ini dikarenakan adanya proses pencucian.
Struktur tanah adalah gumpalan kecil dari butir butir tanah. Gumpalan gumpalan ini terjadi karena butir butir pasir debu dan liat terikat satu sama lain. Pada pengamatan profil tanah, lapisan I bentuk strukturnya adalah sedang, pada lapisan ke II bentuk strukturnya adalah halus,dan pada lapisan III strukturnya adalah halus. Idealnya bahwa struktur disebut granular. Struktur granular merupakan struktur tanah yang ideal untuk pertanian lahan kering karena struktur ini di peroleh dengan keadaan aerasi baik serta drainase yang baik.
Konsistensi tanah adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk manifestasi gaya-gaya fisika yakni kohesi dan adhesi yang bekerja di dalam massa tanah dengan kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi ditetapkan dalam keadaan basah, lembab dan kering. Pada lapisan I konsistensinyan adalah teguh, lapisan II konsistensinya adalah Lepas dan pada lapisan III konsistensinya adalah
 gembur.
Pada profil tanah yang di amati, lapisan I,II, dan III mengandung karatan. Pada lapisan tanah I kandungan karatannya berupa Fe dan Mn. Karatan berwarna merah kuning-kuningan mengandung banyak mangan (Mn) sedangkan berwarna merah mengandung besi (Fe). Karatan merupakan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan hasil reaksi oksidasi dan reduksi dalam tanah. Karatan menunjukkan bahwa udara masih dapat kedalam tanah setempat sehingga terjadi oksidasi ditempat tersebut dan terbentuk senyawa-senyawa Fe3+ yang berwarna merah. Bila air tidak pernah menggenang tata udara dalam tanah selalu baik, maka seluruh profil tanah dalam keadaan oksidasi (Fe3+) oleh karena itu umumnya berwarna merah atau coklat. Lapisan II mengandung karatan Mn. Sedangkan, lapisan III mengandung karatan Mg dan Mn.


















V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum maka dapat disimpulkan bahwa:
a.  Pada Lapisan I mempunyai kedalaman 30 cm, memiliki batasan lapisan baur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur pasir, struktur sedang,konsistensi teguh dan karatan Fe dan Mn.
b.  Pada Lapisan II mempunyai kedalaman 28 cm, memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan tidak teratur, tekstur liat, struktur halus, konsistensi lepas dan mengandung karatan Mn.
c. Pada Lapisan III mempunyai kedalaman 47 cm, memiliki batasan lapisan berbaur, topografi batas lapisan tidak teratur, teksturliat, struktur halus, konsistensi gembur dan mengandung karatan Mg dan Mn.
d. Faktor- faktor pembentukan tanah yaitu kemeringan, material asal, organisme hidup, waktu, dan iklim.

5.2 Saran
   Dalam melakukan proses pengamtan profil tanah, paling tidak dari pihak asisten lebih meningkatakan mutu penjelasnya terhadap profil tanah yang agar kami lebih mengetahui lagi tentang profil tanah di bidang praktikun dan teori


DAFTAR PUSTAKA
Foth, H.D.1990. Fundamentals of Soil Science . John Wiley dan sons. New York
Hardjowigeno sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Akademika Presindo: Jakarta
Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Rajagrafindo Persada: Palembang
Lopulisa.2004.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.PT.Rajagara Findo Persada: Jakarta
Tim Asisten dan Dosen. 2008. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Makassar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
Nurhajati, Hakim. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung.








LAMPIRAN
  
PENGGALIAN LAHAN                              MENENTUKAN BATASLAPISAN TANAH

 
MENGUKUR KEDALAMAN LAPISAN     MENENTUKAN TEKSTUR TANAH

 
MENENTUKAN KONSISTENSI TANAH     MENENTUKAN KARATAN

 SAMPEL TANAH TERGANGGU                         PENGAMBILAN SAMPEL UTUH   



MAKAN BERSAMA






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar