Senin, 29 April 2013

POROSITAS



1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan udara). Poti-pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro pori) dan pori-pori halus (mikro pori). Pori-pori kasar terisi oleh udara atau ar gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi, sedangkan pori-pori halus (mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah dengan pori-pori kasar yang banyak sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami kekeringan. Dengan kata lain semakin liat suatu tanah maka porositasnya semakin halus dan semakin baik untuk penanaman tanaman.
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tanah tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular atau remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur massive. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk menahan air. Adapun hubungan antara bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai porositasnya. Sedangkan porositas sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel density maka makin tinggi pula nilai porsitas.
Kondisi fisik tanah sangat menentukan aerase, drainase, dan nutrisi tanaman. Sifat fisik tanah juga berpengaruh oleh sifat kimia dan biologi tanah, di mana sifat-sifat fisik tanah tergantung pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu tertentu.
Berdasarkan uraian diatas maka praktikum penetapan porositas penting untuk dilakukan agar mahasiswa mengetahui bagaimana penetapan poositas pada suatu sample tanah.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum Porositas adalah untuk menentukan nilai Porositas pada sampel tanah utuh.
Kegunaan dari praktikum Porositas adalah untuk mengetahui pengolahan tanah lebih lanjut serta penentuan varietas tanaman apa saja yang dapat ditanam pada daerah (tanah) tersebut.










II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Porositas
Pori-pori tanah adalah bagian tanah yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus (micro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori-pori halus berisi air kapiler atau udara (Hakim, 1986).
Tanah-tanah pasir mempunyai pori-pori kasar lebih banyak daripada tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori kasar sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori total (jumlah pori-pori makro + mikro) lebih tinggi daripada tanah pasir.
Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Tanah-tanah dengan struktur granuler atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit menahan air (Hardjowigeno, 2003).
Ruang pori-pori total pada tanah berpasir semakin rendah, tetapi sebahagian besar dari pori-pori itu terdiri dari pori-pori yang besar dan sangat effisien dalam lalu lintas air maupun udara. Persentase volume yang ditempati oleh pori-pori kecil, dalam tanah-tanah berpasir adalah rendah, yang menunjukkan kapasitas memegang air yang rendah (Buckman dan Brady, 1982). 
Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Jika semakin tinggi persentase pasir dalam tanah, semakin banyak ruang pori-pori di antara partikel-partikel tanah semakin dapat memperlancar gerakan air dan udara (Hakim, 1986).
2.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas tanah
Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu,  kelembaban, sifat mengembang dan mengerut  sangat mempengaruhi porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
2.3 Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas Tanaman Pertanian
Porositas sangat berpengaruh terhadap kesuburan tanah karena dimana jika pori didalam tanah kuang maka kurang udara/oksigen didalam tanah. Adapun beberapa pengaruh jika tanah memiliki pori yang baik : Memaksimalkan penyerapan air, memberi banyak persediaan air dalam tanah, mengurangi resiko air tergenang, menampung air hujan sehingga tidak terbuang kelaut sia-sia, menyelamatkan kehidupan biota tanah, dll. Dengan adanya porositas tanah yang baik maka pertumbuhan tanaman juga baik karena banyak persediaan air dalam tanah, sehingga pertumbuhan tanaman beserta hasil produksinya banyak dan memiliki kualitas yang baik, produktivitas tanaman pertanian bisa meningkat dan lebih memajukan pertanian (Pairunan, 1992).









III. METODOLOGI
3.1  Tempat dan Waktu
Praktikum Porositas dilaksanakan di Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar pada hari Senin tanggal 26 November 2012, pada pukul 11.30-13.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur dan pengaduk serta alat-  alat yang digunakan pada percobaan bulk density.
            Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sample, tissue, akuades, air pembilas serta tanah inseptisols yang digunakan pada pengamatan bulk density.
3.2 Prosedur Kerja
1.      Menghitung nilai Bulk Density dan Particle Density contoh tanah
2.      Menghitung Porositas dengan persamaan :
Porositas = (1-)X100 %






IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
 Berdasarkan pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel .6  Porositas Tanah Inseptisols
Jenis Tanah
Porositas
Inseptisol
74 %

4. 2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan mengenai tanah inseptisols diperoleh hasil bahwa besar porositasnya adalah 74 %, ini menunjukkan pada tanah ini mempunyai porositas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pada tanah inseptisols memiliki banyak mineral – mineral besar. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bulk densitynya.  Secara tidak langsung bulk density tersebut sangat mempengaruhi porositas tanah. Selain itu, partikel density juga sangat mempengaruhi porositas tanah tersebut karena juga dipengaruhi dengan keberadaan mineralnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno. H. Sarwono (2003) yang menyatakan bahwa tanah inseptisols banyak mengandung mineral–mineral kecil seperti  mineral kwarsa, feldspart dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah sekitar angka tersebut.
            Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah. Iklim, suhu,  kelembaban, sifat mengembang dan mengerut  sangat mempengaruhi porositas, misalnya saja wilayah yang beriklim hukan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya. Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap porositas tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan (1997). yang menyatakan bahwa selain ikl;im, suhu, dan kelembaban, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat bergantung pada kadar liat, pasir, dan debu yang dikandung tanah tersebut apabila struktur tanah dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah.









V. PENUTUP
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan porositas tanah  pada tanah inseptisols dapat disimpulkan bahwa tanah inseptisols memiliki porositas sebesar 74 % yang disebabkan karena keberadaan mineral–mineral cukup besar dalam tanah tersebut. Adapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur tanah.
5. 2 Saran
Setelah melakukan pengamatan porositas pada tanah inseptisols kita dapat mengetahui bahwa tanah inseptisols merupakan tanah yang memiliki banyak mineral–mineral kecil yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pori dari tanah inseptisols yang kita telah ketahui persentasinya pada musim–musim tertentu akan banyak diisi oleh air dan udara yang secara langsung mempengaruhi tanaman, dengan mempelajari hal tersebut kita akan lebih mudah dalam pengolahannya.






DAFTAR PUSTAKA
Buckman dan Brady, 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha.
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika
Pressindo, Jakarta.
Pairunan A K. Nonere, Samosir S.R, Tangkaisari R, J.R Lolopua, Ibrahim B, Asmadi
H.1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia bagian Timur.
Makassar.
Anonym. 2012.Water holding capacity. (http:/bettersoils. Soilwater.com.au3/3_09 htm). Diakses pada tanggal 13 november 2011. Makassar













LAMPIRAN
Diketahui  : Bulk Density       = 1,06 gr/cm3
Particle Density = 1,73 gr/cm3
Porositas                        =  x 100 %
                                       =  x 100 %
                                       = [ 1 – 0,61 ] x 100 %
               = 0,39 x 100 %
               = 39 %












Tidak ada komentar:

Posting Komentar