I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan sesuatu yang unik dan
spesifik untuk mengenal dan mempelajari perlu dibutuhkan pemilihan
bagian-bagian agar lebih muda dan praktis. Salah satu bagian yang cukup penting
adalah massa tanah atau biasa disebut juga dengan Particle Density. Massa tanah atau biasa juga disebut berat tanah dapat dinyatakan
dalam dua cara yaitu berat jenis butiran tanah, berat isi yaitu berat suatu
volume tanah dalam keadaan struktur alamiah.
Mineral organik yang berasal dari hasil pelapukan bahan
induk, jumlahnya bervariasi dari satu persen bahan organik sampai sembilan
puluh sembilan persen dalam tanah liat, komponen mineral dalam tanah liat. Komponen mineral dalam tanah terdiri dari
campuran-campuran partikel yang berbeda ukurannya, komposisi sifat-sifat fisika
dan kimianya. Menurut urutan besarnya
partikel-partikel tersebut adlah batu, kerikil, pasir, debu dan liat. Istilah non tekhnis seperti tanah ringan ,
diacu pada tekstur tanah. Tanah berat
adalah tinggi dalam kandungan liat dan partikel lain yang halus. Tanah ringan
adalah rendah dalam kandungan liat, tinggi dalam pasir, dan partikel-partikel
lain yang kasar.
Berat ukuran dan cara teraturnya
partikel-partikel tanah, tidak berpengaruh terhadap particle density, akan
tetapi kandungan bahan organik akan memberi pengaruh yang besar terhadap particle density sehingga pada
awalnya tanah yang ada pada bagian atas mempunyai nilai particle density yang
lebih rendah dibandingkan dengan tanah lapisan bawah. Pada tanah-tanah mineral
mempunyai nilai particle density yang besar karena pengaruh dari besar jenis
mineral.
Pengaruh tentang sifat dan jenis tanah
suatu tanah dalam areal pertanian akan membuat manusia berusaha lebih
meningkatkan hasil produksinya, misalnya dalam mengetahui jenis tanahnya, maka
kita akan dapat menentukan apa yang sesuai pada areal tersebut dan cara
perolehannya.
Berdasarkan hasil tersebut, maka
dianggap perlu untuk melaksanakan pratikum particle density
untuk
mengetahui jenis suatu
tanah yaitu dengan menentukan atau menghitung kerapatan tanah
tersebut.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan pengamatan particle density adalah agar
kita dapat mengetahui cara menentukan particle density dari suatu jenis tanah,
pada tanah inceptisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Adapun Kegunaannya dari praktikum particle density adalah untuk menghitung
besarnya nilai particle density dan untuk mengetahui jenis tanah sehingga kita
dapat melakukan pengolahan pada tanah dengan benar.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Particle density
Particle density adalah suatu satuan volume padat
tanah yang dinyatakan dengan gram/cm3. Besar jenis rata-rata butiran
tanah mineral biasanya dianggap 2,65 gr/cm3 untuk
kepentingan praktis. Sebagai bahan
perbandingan berat jenis tanah-tanah organik jauh lebih kecil yaitu 0,5-0,8
gr/cm3. Berat jenis butiran
berubah dengan ukuran butiran atau dengan perubahan pori-pori. Particle density
sangat berpengaruh terhadap kandungan bahan organik tanah. Dengan adanya
kandungan bahan organik pada tanah maka nilai ini menjadi rendah. Istilah kerapatan ini sering digunakan dalam
istilah berat jenis atau spesifik graviti, yang berarti perbandingan kerapatan
suatu benda tertentu terhadap kerapatan air pada keadaan 4oC, dengan
tekanan udara 1 atmosfer. (Pairunan, A.K,
1997).
Besar
dan cara tersusunnya partikel tanah tidak terpengaruh pada particle density.
Akan tetapi kandungan bahan organik memberi pengaruh yang besar pada parcle
density tanah. Hal ini disebabkan karena bahan organik memperkecil berat isi
tanah, ini adalah salah satu sebab mengapa tanah lapisan atas mempunyai
particle density lebih rendah dari pada lapisan bawah. Untuk
menentukan kerapatan partikel tanah, pertimbangan hanya diberikan untuk
partikel yang solid. Oleh karena itu,
kepadatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi
menurut jumlah ruang partikel. Hal ini
didefinisikan sebagai massa setiap unit volume partikel tanah dan kerap kali
dinyatakan dalam gram/cm3.
Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata-rata sekitar
2,6 gr/cm3. Hal ini tidak
berbeda banyak pada tanah yang berbeda pula.
Jika tidak akan terdapat suatu variasi yang harus mempertimbangkan
kandungan tanah organik atau komposisi mineral (Foth H.D, 1989).
Tanah
mineral mempunyai particle density yang berkisar 2,6 - 2,93 gr/cm3 dan
untuk tanah organik 0,5 – 0,8 gr/cm3. Perbedaan kerapatan tanah
diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi besar,
dengan kandungan bahan organik dan komposisi mineral. Apabila dalam tanah
terdapat mineral berat seperti magnetik, tormualin, dan homblende mengakibatkan
particle density dapat melebihi 2,79 gr/cm3. Tanah organik seperti peamunh
mempunyai particle density yang rendah (Hardjowigeno. S, 2003)
Tanah
organik mempunyai particle density rendah dibanding dengan tanah mineral,
tergantung dari sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu sendiri dan
kandungan pada saat pengambilan sampel tanah (Hakim.H. dkk,1986).
Berat
jenis tanah partcel density biasanya dinyatakan sebagai massa satuan volume
tanah padat dan disebut kepadatan butir besar, ukuran dan cara teraturnya
partikel-partikel tidak terpengaruh pada setiap berat jenis particle density, akan
tetapi kandungan Bulk densitynya memberi pengaruh besar pada particle density. Bahan organik
memiliki berat yang lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain
dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam tanah jelas mempengaruhi
kerapatan butir. Akibatnya tanah
permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari sub soil. Top soil yang banyak mengandung bahan
organik, kerapatan butirnya menurun sampai 2,4 gr/cm3 atau bahkan
lebih rendah dari nilai itu. (Buckman
dan Brady, 1985).
III. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Pratikum Particle Density dilaksanakan pada hari Senin, 19
November 2012, pukul 11.30-12.30 wita di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum Bulk density adalah ring sampel, oven dan
timbangan.
Bahan yang digunakan yaitu sampel
tanah utuh.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum yaitu :
1. Masukkan tanah hasil analisa bulk density sebanyak
40 gram kedalam gelas ukur 100mL yang telah diberi air sebanyak 50 mL dan aduk
dengan baik untuk melepaskan udaranya.
2. Mengaduk gelas bila pada dinding
silinder dengan jumlah air (kurang lebih 10 mL).
3. Membiarkan campuran selama
5 menit untuk dapat melepaskan udaranya dan catat volume air dalam gelas ukur,
ingat bahwa pada tanah terdapat udara dan air.
4. Menghiitung particle
density.
Contoh penetapan particle density :
- Berat tanah kering oven = 40 gram
- Volume dalam gelas ukur = 50 cm3
- Volume air dan tanah = 74 cm3
- Volume air pembilas = 10 cm3
- Volume tanah = ( 74)-(50+10) = 14 cm3
particle density =
=
2,9 gr/cm3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Berdasarkan hasi pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel Hasil Pengamatan Particle
Density
Jenis Tanah
|
Particle Density (gr/cm3)
|
Tanah inceptisol
|
2,9
|
4.2. Pembahasan
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai particle density
untuk setiap lapisan tanah semakin ke bawah semakin rendah . Tanah inceptisol memiliki particle density
sebesar 2,9 gr/cm3.Hal ini dikarenakan pada tanah Alfisols
mengandung banyak bahan organik dimana bahan organik memberi pengaruh pada
particle density dalam hal ini adalah nilainya.
Menurut Pairunan,dkk(1985), bahwa bahan organik merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi nilai particle density pada tanah.
Tanah inceptisol merupakan lapisan dengan nilai particle
density yang rendah atau kecil. Hal ini
disebabkan karena bahan organik yang tergantung pada tanah sedikit karena tanah
tidak mengalami pengolahan. Kandungan
bahan organik pada tanah inceptisol menyebabkan nilai particle densitynya
tinggi, dan lapisan ini termasuk tanah mineral.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno(1987), bahwa jika suatu tanah
mengandung banyak bahan organik maka hal tersebut akan mempengaruhi nilai
particle densitynya.
Selain faktor diatas Particle Density juga dipengaruhi
oleh topografi apabila di suatu daerah memilki tpografi yanag curam maka tanah
akan lebih susah untuk memyerap air sehingga tanahn akan lebih susah untuk
memyerap air di dalam tnah sehingga tanah akan memilki volume kepadatan tanah
yang besar pula ,berbeda dengan tanah yang berada pada topografi pada daerah
yang datar maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula, hal ini sesuai
dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa topografi di suatu
daerah sangat mempengaruhi tinggi rendahnya Particle density .Topografi sangat
erat hubungannya dengan teksture tanah apabila tanah yang bertekstur pasir akan
berbedah particle densirty dengan tanh yang bertekstur liat , tanah yang
bertekstur liat memilki daya serap yang amat kecil bilah dibandingkan tanah
yang memilki tekstur pasir , toporgafi berbandinbg terbalik dengan particle
density.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa
particle density dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar air , apabila di
dalam tanah memilki kandungan air yang banyak maka volume kepadatan tanah akan
semakin kecil selain itu tekstur tanah juga mempengaruhi particle density
apabila tanah memilki tekstur tanah yang berliat maka partikel density akan
makin kecil kita dapat membuktikannya dengan cara mengamati tanah yang memilki
tekstur liat akan lebih mudah menyerap air hal ini dipengaruhi luas permukaan
tanah tersebut, selain itu kandungan bahan organic apabila tnah yang memilki
kandungan bahan organic yang banyak itu berarti tanah ini mengandung liat yang
banyak
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada tanah inceptisol nilai particle densitynya 2,9 gr/cm3
2. Faktor yang mempengaruhi particle
density yaitu teksur, kandungan bahan organik dan kadar air
5.2 Saran
Sekiranya sebelum melakukan bercocok tanam maka sebaiknya dipilih
tanah yang memiliki particle density rendah karena mengandung bahan organik
tinggi yang dibutuhkan oleh tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H.
O. dan N. C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara
Karya Angkasa, Jakarta.
Foth HD,
1989. Dasar‑Dasar llmu Tanah. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Hakim N,@all 1986. Dasar‑dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Hardjowigeno,S. 2003. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa.
Pairunan Ak, 1985 Dasar‑Dasar
Ilmu Tanah. Badan
ke~asaina Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar
LAMPIRAN
Perhitungan Particle Density:
Dik : Berat tanah kering oven
= 40 gram
Volume gelas ukur
= 50 gram
Volume air pembilas =
10 gram
Volume air dalam
tanah = 74 gram
Volume tanah = volume air di dalam tanah – (volume gelas
ukur+volume air pembilas)
= 74 – (50+10)
= 14 gram
Peny :
PD = gr/cm3
=
= 2,9 gr/cm3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar