Senin, 29 April 2013

PD (PARTIKEL DENSITY)



I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah merupakan sesuatu yang unik dan spesifik untuk mengenal dan mempelajari perlu dibutuhkan pemilihan bagian-bagian agar lebih muda dan praktis. Salah satu bagian yang cukup penting adalah massa tanah atau biasa disebut juga dengan Particle Density. Massa tanah atau biasa juga disebut berat tanah dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu berat jenis butiran tanah, berat isi yaitu berat suatu volume tanah dalam keadaan struktur alamiah.
Mineral organik yang berasal dari hasil pelapukan bahan induk, jumlahnya bervariasi dari satu persen bahan organik sampai sembilan puluh sembilan persen dalam tanah liat, komponen mineral dalam tanah liat.  Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran-campuran partikel yang berbeda ukurannya, komposisi sifat-sifat fisika dan kimianya.  Menurut urutan besarnya partikel-partikel tersebut adlah batu, kerikil, pasir, debu dan liat.  Istilah non tekhnis seperti tanah ringan , diacu pada tekstur tanah.  Tanah berat adalah tinggi dalam kandungan liat dan partikel lain yang halus. Tanah ringan adalah rendah dalam kandungan liat, tinggi dalam pasir, dan partikel-partikel lain yang kasar.
Berat ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel tanah, tidak berpengaruh terhadap particle density, akan tetapi kandungan bahan organik akan memberi pengaruh yang besar terhadap particle density sehingga pada awalnya tanah yang ada pada bagian atas mempunyai nilai particle density yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah lapisan bawah. Pada tanah-tanah mineral mempunyai nilai particle density yang besar karena pengaruh dari besar jenis mineral.
Pengaruh tentang sifat dan jenis tanah suatu tanah dalam areal pertanian akan membuat manusia berusaha lebih meningkatkan hasil produksinya, misalnya dalam mengetahui jenis tanahnya, maka kita akan dapat menentukan apa yang sesuai pada areal tersebut dan cara perolehannya.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dianggap perlu untuk melaksanakan pratikum  particle  density  untuk  mengetahui  jenis  suatu   tanah  yaitu   dengan menentukan atau menghitung kerapatan tanah tersebut.













1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan pengamatan particle density adalah agar kita dapat mengetahui cara menentukan particle density dari suatu jenis tanah, pada tanah inceptisol serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Adapun Kegunaannya dari praktikum particle density adalah untuk  menghitung besarnya nilai particle density dan untuk mengetahui jenis tanah sehingga kita dapat melakukan pengolahan pada tanah dengan benar.













II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Particle density
Particle density adalah suatu satuan volume padat tanah yang dinyatakan dengan gram/cm3. Besar jenis rata-rata butiran tanah mineral biasanya dianggap 2,65 gr/cm3 untuk kepentingan praktis.  Sebagai bahan perbandingan berat jenis tanah-tanah organik jauh lebih kecil yaitu 0,5-0,8 gr/cm3.  Berat jenis butiran berubah dengan ukuran butiran atau dengan perubahan pori-pori. Particle density sangat berpengaruh terhadap kandungan bahan organik tanah. Dengan adanya kandungan bahan organik pada tanah maka nilai ini menjadi rendah.  Istilah kerapatan ini sering digunakan dalam istilah berat jenis atau spesifik graviti, yang berarti perbandingan kerapatan suatu benda tertentu terhadap kerapatan air pada keadaan 4oC, dengan tekanan udara 1 atmosfer. (Pairunan, A.K, 1997).
            Besar dan cara tersusunnya partikel tanah tidak terpengaruh pada particle density. Akan tetapi kandungan bahan organik memberi pengaruh yang besar pada parcle density tanah. Hal ini disebabkan karena bahan organik memperkecil berat isi tanah, ini adalah salah satu sebab mengapa tanah lapisan atas mempunyai particle density lebih rendah dari pada lapisan bawah. Untuk menentukan kerapatan partikel tanah, pertimbangan hanya diberikan untuk partikel yang solid.  Oleh karena itu, kepadatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel.  Hal ini didefinisikan sebagai massa setiap unit volume partikel tanah dan kerap kali dinyatakan dalam gram/cm3.  Untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata-rata sekitar 2,6 gr/cm3.  Hal ini tidak berbeda banyak pada tanah yang berbeda pula.  Jika tidak akan terdapat suatu variasi yang harus mempertimbangkan kandungan tanah organik atau komposisi mineral (Foth H.D, 1989).
            Tanah mineral mempunyai particle density yang berkisar 2,6 - 2,93 gr/cm3 dan untuk tanah organik 0,5 – 0,8 gr/cm3. Perbedaan kerapatan tanah diantara jenis-jenis tanah tidak begitu besar, kecuali terdapat variasi besar, dengan kandungan bahan organik dan komposisi mineral. Apabila dalam tanah terdapat mineral berat seperti magnetik, tormualin, dan homblende mengakibatkan particle density dapat melebihi 2,79 gr/cm3. Tanah organik seperti peamunh mempunyai particle density yang rendah (Hardjowigeno. S, 2003)
            Tanah organik mempunyai particle density rendah dibanding dengan tanah mineral, tergantung dari sifat bahan organik yang menyusun tanah organik itu sendiri dan kandungan pada saat pengambilan sampel tanah (Hakim.H. dkk,1986).
            Berat jenis tanah partcel density biasanya dinyatakan sebagai massa satuan volume tanah padat dan disebut kepadatan butir besar, ukuran dan cara teraturnya partikel-partikel tidak terpengaruh pada setiap berat jenis particle density, akan tetapi kandungan Bulk densitynya memberi pengaruh besar pada particle density.  Bahan organik memiliki berat yang lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain dalam volume yang sama, jumlah bahan organik dalam tanah jelas mempengaruhi kerapatan butir.  Akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari sub soil.  Top soil yang banyak mengandung bahan organik, kerapatan butirnya menurun sampai 2,4 gr/cm3 atau bahkan lebih rendah dari nilai itu. (Buckman dan Brady, 1985).




















III. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Pratikum Particle Density dilaksanakan pada hari Senin, 19 November 2012, pukul 11.30-12.30 wita di Laboratorium    Kimia    Tanah,   Jurusan   Ilmu   Tanah,   Fakultas   Pertanian,   Universitas Hasanuddin Makassar.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat  yang  digunakan  dalam  pratikum Bulk density adalah ring sampel, oven dan timbangan.
Bahan yang digunakan yaitu sampel tanah utuh.
3.3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum yaitu :
1.      Masukkan tanah hasil analisa bulk density sebanyak 40 gram kedalam gelas ukur 100mL yang telah diberi air sebanyak 50 mL dan aduk dengan baik untuk melepaskan udaranya.
2.      Mengaduk gelas bila pada dinding silinder dengan jumlah air (kurang lebih 10 mL).
3.      Membiarkan campuran selama 5 menit untuk dapat melepaskan udaranya dan catat volume air dalam gelas ukur, ingat bahwa pada tanah terdapat udara dan air.
4.      Menghiitung particle density.
Contoh penetapan particle density :
- Berat tanah kering oven      = 40 gram
- Volume dalam gelas ukur    = 50 cm3
- Volume air dan tanah          = 74 cm3
- Volume air pembilas            = 10 cm3
- Volume tanah                      = ( 74)-(50+10) = 14 cm3

particle density                        =  
                                                = 2,9 gr/cm3













      IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasi pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel  Hasil Pengamatan Particle Density
Jenis Tanah
Particle Density (gr/cm3)

Tanah inceptisol
2,9


4.2.  Pembahasan
Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan nilai particle density untuk setiap lapisan tanah semakin ke bawah semakin rendah .  Tanah inceptisol memiliki particle density sebesar 2,9 gr/cm3.Hal ini dikarenakan pada tanah Alfisols mengandung banyak bahan organik dimana bahan organik memberi pengaruh pada particle density dalam hal ini adalah nilainya.  Menurut Pairunan,dkk(1985), bahwa bahan organik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai particle density pada tanah.
Tanah inceptisol merupakan lapisan dengan nilai particle density yang rendah atau kecil.  Hal ini disebabkan karena bahan organik yang tergantung pada tanah sedikit karena tanah tidak mengalami pengolahan.  Kandungan bahan organik pada tanah inceptisol menyebabkan nilai particle densitynya tinggi, dan lapisan ini termasuk tanah mineral.  Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno(1987), bahwa jika suatu tanah mengandung banyak bahan organik maka hal tersebut akan mempengaruhi nilai particle densitynya.
Selain faktor diatas Particle Density juga dipengaruhi oleh topografi apabila di suatu daerah memilki tpografi yanag curam maka tanah akan lebih susah untuk memyerap air sehingga tanahn akan lebih susah untuk memyerap air di dalam tnah sehingga tanah akan memilki volume kepadatan tanah yang besar pula ,berbeda dengan tanah yang berada pada topografi pada daerah yang datar maka daya serap tanah terhadap air akan besar pula, hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003) yang menyatakan bahwa topografi di suatu daerah sangat mempengaruhi tinggi rendahnya Particle density .Topografi sangat erat hubungannya dengan teksture tanah apabila tanah yang bertekstur pasir akan berbedah particle densirty dengan tanh yang bertekstur liat , tanah yang bertekstur liat memilki daya serap yang amat kecil bilah dibandingkan tanah yang memilki tekstur pasir , toporgafi berbandinbg terbalik dengan particle density.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa particle density dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kadar air , apabila di dalam tanah memilki kandungan air yang banyak maka volume kepadatan tanah akan semakin kecil selain itu tekstur tanah juga mempengaruhi particle density apabila tanah memilki tekstur tanah yang berliat maka partikel density akan makin kecil kita dapat membuktikannya dengan cara mengamati tanah yang memilki tekstur liat akan lebih mudah menyerap air hal ini dipengaruhi luas permukaan tanah tersebut, selain itu kandungan bahan organic apabila tnah yang memilki kandungan bahan organic yang banyak itu berarti tanah ini mengandung liat yang banyak



















       V. PENUTUP
5.1       Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada tanah inceptisol nilai particle densitynya 2,9 gr/cm3
2. Faktor yang mempengaruhi particle density yaitu teksur, kandungan bahan organik dan kadar air
5.2  Saran
Sekiranya sebelum melakukan bercocok tanam maka sebaiknya dipilih tanah yang memiliki particle density rendah karena mengandung bahan organik tinggi yang dibutuhkan  oleh tanaman.










DAFTAR PUSTAKA

Buckman, H. O. dan N. C. Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhatara Karya Angkasa, Jakarta.

Foth HD, 1989. Dasar‑Dasar llmu Tanah. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.

Hakim N,@all 1986. Dasar‑dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hardjowigeno,S. 2003. Ilmu Tanah. PT. Medyatama Sarana Perkasa.

Pairunan Ak, 1985 Dasar‑Dasar Ilmu Tanah. Badan ke~asaina Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Bagian Timur, Makassar










LAMPIRAN
Perhitungan Particle Density:
Dik : Berat tanah kering oven             = 40 gram
Volume gelas ukur                    = 50 gram
Volume air pembilas                  = 10 gram
         Volume air dalam tanah             = 74 gram
Volume tanah = volume air di dalam tanah – (volume gelas ukur+volume air pembilas)
                        = 74 – (50+10)  
         = 14 gram

Peny :
            PD =  gr/cm3
=  
= 2,9 gr/cm3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar