Senin, 29 April 2013

KADAR AIR



I.  PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu presentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu C - C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori pori pada tanah.
            Sifat sifat tanah diketahui sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah ,mentukan penetrasi akar didalam tanah, air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Oleh karena itu erat kaitannya jika seseorang berhadapan dengan tanah ia harus sampai berapa jauh sifat sifat tersebut dapat diubah. Hal ini berlaku apakah tanah itu digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan tanaman atau sebagai bahan structural dalam pembangunan jalan raya, bendungan dan fondasi untuk gedung.
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organic tanah yaitu yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Akan tetapi jika air terlalu banyak tersedia, hara hara dapat tercuci dari daerah daerah, perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam garam terlalu mungkin terangkat kelapisan tanah atas. (Menurut Hanafiah ,2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman.
           Dua fungsi yang saling berkaitan dengan penyediaan air bagi tanaman yaitu, memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang disimpan kedalam akar akar tanaman. Jumlah air yang dipeoleh tanah sebagian tergantung pada kemampuan tanah yang tergantung pad kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah kebawah, akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh factor factor luar seperti jumlah curah hujan pertahun dan sebaran hujan sepanjang tahun.
           Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan praktikum mengenai penetapan kadar ait tanah.  
            










1.2     Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum penetapan kadar air tanah yaitu untuk mengetahui seberapa besar kadar air yang dapat ditampung oleh tanah inceptisol beserta factor factor yang mempengaruhinya.
                   Adapun kegunaan dari praktikum penetapan kadar air tanah yaitu, sebagai pelengkap materi yang telah diberikan diruang kuliah dan sebagai bahan informasi bagi para pembaca mengenai kandungan air tanah.














II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kadar Air Tanah
Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu presentase volume air terhadap volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu C - C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan bergerak kebawah melalui proses pergerakan air jenuh. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap pergerakan horizontal (hakim, dkk, 1986).
           Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang menunjukkan potensi etersediaan air tanah untuk mensuplai kebutuhan tanaman, terdiri dari:
a.   Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi dimana seluruh ruang pori tanah terisi oleh air.
b.  Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori pori tanah    mulai menipis, sehingga tegangan antar air dan udara meningkat lebih besar dari gaya grafitasi.
c.   Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang ketersediaannya suda lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk aktifitas, dan mempertahankan torgornya.
d.     Koefisien higroskopis adalah kondisi dimana air tanah terikat sangat kuat oleh gaya matrik tanah.
           Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah tanah bertekstur kasar  mempunyai saya menahan air lebih kecil dari pada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu tanaman yang ditanam pada daerah pasir umumnya lebih muda kekeringan dari pada tanaman yang ditanam pada daerah lempung atau liat. Kondisi kekurangan air atau keebihan air dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi, banyaknya curah hujan atau air irigasi, kemempuan tanah menahan air besarnya evapotranspirasi ( penguapan langsung melelui tanah dan melalui vegetasi). Tingginya muka air tanah, kadar bahan organic tanah senyawa kimiawi atau kandungan garam garam, dan kedalam solum tanah atau lapisan tanah (Madjid 2010).
         Air yang tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan tanaman juga bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi kebanyakan untuk mendekati titik layunya absorpsi oleh air tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air diatas titik layunya telah ditunjukkan ditunjukkan dengan baik (Buckman and Brady, 1982).
        Kadar air dalam tanah dapat dinyatakan dalam persen volume yaitu persen volume air terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang ketersediaan air pada pertunbuhan pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar air tanah dengan gravimerik, kapasitas lapang. Daya pengikat butir butir tanah terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitu pun pada tanah inceptisol dan vertisol karena itu tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, 1993)













2.2 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kadar air tanah
Menurut indranada 1994, factor factor yang mempengaruhi kadar air tanah terdiri dari:
1.    Kadar Bahan Organik 
              Kadar bahan organic tanah  mempunyai pori pori yang jauh lebih banyak dari pada partikel mineral tanah yang berarti luas permukaan penyerapan juga lebih banyak sehingga makin tinggi kadar bahan organic tanah makin tinggi kadar dan ketersediaan air tanah.
2.      Kedalaman Solum
          Kedalaman solum atau lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, semakin dalam maka ketersediaan kadar air juga akan semakin banyak.
3.      Iklim dan Tumbuhan
               Iklim dan tumbuhan pempunyai pengaruh yang penting bagi ketersediaan air yang dapat yang dapat diabsorbsi dengan efisiensi tumbuhan dalam tanah. Temperature dan perubahan udara merupakan perubahan iklim dan berpengaruh pada efisiensi  penggunaan air tanah dan penentuan air yang dapat hilang melalui saluran evaporasi permukaan tanah. Kelakuan akan ketahanan pada kekeringan keadaan dan tingkat pertumbuhan adalah factor pertumbuhan yang berarti.
                          


4.    Senyawa Kimiawi
         Senyawa kimiawi garam garam dan senyawa pupuk baik alamiah maupun non alamiah mempunyai gaya asmotic yang dapat menarik dan menghidrolisis air sehingga koefisien laju meningkat.
5.      Tekstur Tanah
      Tekstur tanah berpengaruh bahwa dengan adanya perbedaan jenis tekstur tanah dapat menggambarkan tingkat kemampuan tanah untuk mengikat air.
6.      Strukrur Tanah, Permeabilitas, Serta Pori Ttanah
          Strukrur Tanah, permeabilitas tanah serta pori tanah merupakan hal yang penting bagi factor factor yang mempengaruhi kadar air didalam tanah. Tanah yang mempunyai ruang pori yang lebih banyak akan mampu menyimpan air lebih banyak. Tanah yang lebih baik untuk proses pertumbuhan tanaman adalah jenis tanah jenis inseptisol, karena jenis tanah inseptisol cukup subur karena mempunyai bahan organic yang cukup tinggi.








2.3. Kapasitas Lapang
Menurut Sombroek, 1967 yang dimaksud kapasitas lapang yaitu:
       Kapasitas lapang ialah kandungan lengas maksimum yang tersedia untuk proses pertumbuhan tanaman. Pengukuran dapat dilakukan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh kemudian dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi selama 48 jam. Pada kondisi ini tanah mengandung lengas maksimum yang tersedia untuk tanaman. Pori makro terisi udara, sedangkan pori mikro sebagian terisi air yang tersedia. Pada umumnya harkat kandungan lengas kapasitas lapang meningkat berdasarkan urutan urutan: pasir < debuan < geluhan < lempung < gambut. Air tersedia merupakan selisih antara kapasitas lapang dan titik layu yang besarnya dipengaruhi tekstur, tetapi berbeda dengan kapasitas lapang. Sedangkan titik layu permanen merupakan pada titik terbawa daerah kelembapan yang tersedia. Suatu tanaman akan layu bila tidak bias memperoleh air yang dibutuhkan. Kelayakan sementara akan terjadi pada banyak tanaman pada suatu hari yang panas dan angin bertiup, tetapi tanaman pulih kembali. Pada saat hari yang sejuk kelayuan permanen begitu pula kelayuan sementara tergantung pada besarnya pemakaian air oleh tanaman.





III.  METODOLOGI
3.1    Tempat dan Waktu
Praktikum penetapan kadar air tanah dilaksanakan pada hari rabu tanggal 14 november 2012 sekitar pukul 15.00 – selesai, dilaboratorium fisika tanah, jurusan ilmu tanah, fakultas pertanian universitas hasanuddin, Makassar.
3.2   Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul, ember, cawan Petridis, oven, timbangan.
       Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanah, air, dan rumput.
3.3   Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum yang dilakukan yaitu:
·   Gravimetrik
1.      Timbang cawan Petridis, kemudian tambahkan 20 gram tanah kering udara.
2.      Keringkan didalam oven suhu C selama 2x24 jam.
3.      Keluarkan cawan Petridis dan tanah dari oven, keringkan dalam desikator, kemudian timbang cawan Petridis bersama tanah.
4.      Hitunglah dengan rumus:
       - Berat cawan Petridis = a gram
       - Berat cawan Petridis + tanah kering udara = b gram
       - Berat cawan Petridis + tanah kering oven  = c gram
-  Berat tanah kering udara = ( b - a )
-  Berat tanah kering oven  = ( c – a )
-  Berat air yang hilang      = ( b – c )
                   Kandungan air tanah =x 100%
·    Kapasitas Lapang
Prosedur kerjanya yaitu:
1.    Tentukan tempat/lokasi yang datar dan dekat dengan sumber air.
2.     Bersihkan tempat tersebut dari semak berlukar.
3.     Buat bedengan dengan ukuran 1 m x 1 m.
4.     Setelah bedengan dibuat cukup tinggi, padatkan bedengan tersebut untuk mencegah air yang merebes.
5.     Setelah bedengan selesai, siapkan air kurang lebih 200 liter dan tumpahkan secara bersamaan.
6.     Tutup bedengan dengan menggunakan plastik, pastikan bahwa seluruh bedengan sudah tertutupi.\
7.    Tutup permukaan plastic dengan rumput lalu diamkan selama 1 x 24 jam.
8.     Setelah didiamkan selama 1 x 24 jam, buka plastic yang menutupi bedengan kemudian cungkil tanahnya.
9.     Timbang tanah yang telah dicungkil, kemudian ovenkan selama 1 x 24 jam
10.   Setelah diovenkan timbang tanahnya.\
11.  Hitung kadar air kapasitas lapang dengan menggunakan rumus:
          Kadar air kapasitas lapang =
12.   Lakukan analisis ukuran partikel untuk mengetahui persen liat pada tanah lalu hitung kadar air pada titik layu permanen dengan mengunakan rumus:
                  Kadar air TLP =
13.  Hitunglah air tersedia dengan menggunakan rumus:
Air tersedia = kadar air kapasitas lapang – kadar air TLP
 









IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil        
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Penetapan kadar air
Metode Analisis
Berat
Cawan
Berat Tanah
Berat Cawan+TKU
Berat Cawan+TKO
Kandungan Air Tanah
T.K.U
T.K.O
Gravimetrik
93,8
20
9,43
9,43
103,29
112,08
Kapasitas Lapang
93,8

20
9,43
9,43
103,29
1,1

4. 2  Pembahasan
Untuk metode percobaan kita menggunakan metode kapasitas lapang maka kadar air tanah alfisols yang diperoleh yakni 1,1 gram . Kadar air ini lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan metode gravimetrik pada tanah inseptisols yaitu 112,08 yang tergolong tinggi. Hal ini disebabkan karena tekstur yang dimiliki oleh tanah alfisol adalah tekstur kasar / pasir sehingga kemampuan mengikat air rendah. Karena tanah-tanah bertekstur pasir, butir – butirnya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (2003), yang menyatakan bahwa  tanah–tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, tanah inseptisols memiliki kadar air apabila dihitung dengan metode gravimetrik adalah 112,08 ini menunjukkan bahwa kandungan pada tanah inseptisols tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai kadar air tanah inseptisols pada percobaan gravimetrik lebih tinggi dari percobaan dengan metode kapasitas lapang pada tanah alfisols. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena ada beberapa lapisan pada tanah inseptisols bertekstur liat / halus. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Pairunan, dkk. (1985), yang menyatakan bahwa liat dapat menyimpan air lebih banyak dari pasir, karena liat mempunyai luas permukaan yang luas yang dapat diseliputi air. 









V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kandungan kadar air pada tanah inseptisols dengan menggunakan metode gravimetrik adalah 112,.08% jika dibandingkan dengan kandungan air pada tanah alfisols yang dihitung dengan menggunakan metode kapasitas lapang adalah 1,1 g. Faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah / kadar air dalam tanah adalah hubungan tegangan dengan kelembapan, kadar garam, kedalaman tanah, dan strata atau lapisan tanah.
5.2 Saran
Sekiranya dalam memilih tanah pertanian, perlu diperhatikan kandungan air tanah untuk suatu jenis tanah. Karena kadar air tanah cukup berperan setelah bahan organik tanah yang turut mempengaruhi kandungan unsur hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.





DAFTAR PUSTAKA
Buckman, H. O., and Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bharata Karya Aksara : Jakarta.

Hanafiah, K., A. 2007. Dasar-Dasar ILmu Tanah. Rajawali Pers : Jakarta.

Hardjowigeno.  S., 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

Hardjowigeno.  S., 1993. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

Indranada, Henry . 1994 . Pengelolaan Kesuburan Tanah . Semarang : Bumi Aksara .

Madjid. 2010. http://repository.usu.ac.id.pdf//Kadar-Air-Tanah diakses tanggal 24 November 2012

Pairunan, dkk, 1985. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur

Sambroek . 1967 . Amazon Soils . Centre for Agricultural Publivatins and Documentation . Waghaningan : Netherlands

LAMPIRAN

Ø  Gravimetrik
Berat cawan petridis                           =  a gram                                
=  93,8 gram
Berat cawan + tanah kering udara      =  b gram        
=  113, 8 gram
Berat cawan+tanah kering oven         =  c gram
=  103,29 gram
Berat  tanah kering udara                    = (b-a)
                                                            =  113,8-93,8
                                                            = 20 gram
Berat tanah kering oven                      = (c-a)
                                                            = 103,29-93,8
                                                            = 9,43 gram
Berat air yang hilang                           = (b-c)
                                                            = 113,8-103,29
                                                            = 10,51 gram
 Kandungan air tanah =  x 100%
                                   =  x 100%
                                   = 112,08

Ø  Kapasitas Lapang
Kadar air kapasitas lapang            =
                                                      =
                                                      = 1.1


  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar