Kamis, 25 April 2013

PENGENALAN ALAT



 I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Bioteknologi adalah aplikasi terpadu dari berbagai cabang ilmu seperti biokimia, mikrobiologi dan rekayasa untuk memanfaatkan mikroba kultur jaringan dan komponen – komponennya dalam skala industri.  Bioteknologi selalu berkaitan dengan reaksi – reaksi biologis yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai suatu individu atau komponen – komponennya yang dapat berupa organ, sel, jaringan atau bahkan molekul – molekul tertentu misalnya DNA, RNA, protein atau enzim. Dalam perkembangannya, bioteknologi kinitelah mencapai aras rekayasa yang jauh lebih terarah sehingga hasilnya dapat lebih, atau bahkan sepenuhnya dikendalikan. Sebagai contoh sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan manipulasi genetik pada suatu jasad secara sangat terarah sehingga hasil manipulasi tersebut dapat diramalkan secara lebih pasti. Teknik manipulasi semacam ini mulai berkembang ketika para ilmuan berhasil melakukan teknik manipulasi bahan genetik secara kultur jaringan (in vitro).
Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan. Kultur jaringan terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu mengkulturkan satu sel dari tanaman. Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatifr singkat. Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak membutuhkan temapat yang besar. Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur. Ketepatan konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan tanaman. Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami keracunan unsur hara. Oleh karena itu, pembuatan larutan stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan.
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di Laboratorium memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing.Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di Laboratorium dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di Laboratorium secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan. Adapun perlakuan terhadap alat-alat di laboratorium seperti membawa alat sesuai petunjuk penggunaan, menggunakan alat sesuai petunjuk penggunaan, menjaga kebersihan alat, dan menyimpan alat. Berdasarkan uraian sebelumnya maka perlu adanya pengetahuan tentang berbagai peralatan yang digunakan dalam kultur jaringan.

1.2.Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat kultur jaringan agar kita dapat mengetahui peralatan yang dipergunakan pada penelitian kultur jaringan dan penelitian tentang bioteknologi lainnya.
Kegunaan dari praktikum pengenalan alat kultur jaringan yaitu mengetahui tata cara penyediaan bahan  tanaman untuk kultur jaringan serta mengetahui tata cara sterilisasi media biakan dan alat untuk kultur jaringan.



     

II. TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (washtaple), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker.
            Peralatan yang mutlak dimiliki untuk memulai melakukan kegiatan kultur jaringan yaitu: timbangan analitik, destilator, pH meter, autoclaf, laminar air flow, dan gelas-gelas standar. Peralatan ini kemungkinan dapat menimbulkan resiko pada pemakainya atau menimbulkan kerusakan apabila salah prosedur dalam mengoperasikannya.
             Kultur jaringan tanaman terdiri dari sejumlah teknik untuk menumbuhkan organ, jaringan dan sel tumbuhan. Jaringan dapat dikulturkan pada agar padat atau dalam medium hara cair. Jika ditanam dalam agar, jaringan akan membentuk kalus, yaitu massa atau sel-sel yang tak tertata. Kultur agar juga mempergunakan teknik untuk meristem .
            Keberhasilan dalam teknologi serta penggunaan metode in vitro terutama disebabkan pengetahuan yang lebih baik tentang kebutuhan hara sel dan jaringan yang dikulturkan. Hara terdiri dari komponen yang utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi garam mineral, sumber karbon (gula), vitamin dan pengatur tumbuh. Komponen lain seperti senyawa nitrogen organic, berbagi asam organic, metabolit dan ekstak tambahan tidak multak, tetapi dapat menguntungkan ketahan sel dan perbanyakannya.
            Medium yang digunakan untuk kultur jaringan tanaman dapat  berupa medium padat atau cair. Medium padat digunakan untuk menghasilkan kalus yang selanjutkan diinduksi membentuk tanaman yang lengkap, sedangkan medium cair biasanya dugunakan untuk kultur sel. Medium yang diggunakan mengandung lima komponen utama, yaitu senyawa anorganik, sumber karbon, vitamin, zat pengatur tumbuh dan suuplemen organik .
            Adapun gambaran secara sederhana proses kultur jaringan tanaman sampai akhirnya menjadi tanaman yang lengkap dan dapat dipindahkan ke medium tanah atau medium bukan artifisial lainnya. Secara garis besar meode perbanyakan tanaman secara kultur jaringan terdiri atas empat tahapan, yaitu seleksi dan penyiapan kultur aseptic, multiplikasi kultur, regenerasi plantlet, aklimatisasi, dan pemindahan ke tanah. Dalam tahapan seleksi dan penyiapan kultur aseptic dilakukan pengambilan bahan awal dan penanamannya pada medium in vitro yang sesuai. Setelah diperoleh tunas pada tahapan pertama, dilakukan multiplikasi kultur untuk mendapatkan tunas-tuans baru dalam jumlah lebih banyak. Tunas-tunas baru hasil perbanyakan kemudian dipindahkan ke medium yang khusus dibuat untk menginduksi pembentukan akar sehingga akhirnya terbentuk plantlet yang lengkap. Planlet yang terbentuk selaniutnya diadaptasi dengan lingkungan alami sebagi persiapan untuk dipindahkan dan ditanam di tanah atau lapangan .
            Secara sederhana, tahapan yang dilalui dalam proses kultivasi tanaman secara kultur jaringan dapat disejikan sebagai berikut : (1) pengambilan eksplan, misalnya daun yang masih muda. Daun yang muda dipotong sesuai dengan ukuran yang digunakan, selajutnya dilakukan sterilisasi, (2) eksplan yang diporoleh kemudian
            Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur jaringan tanaman meliputi (1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia  dalam berbagai ukuran, dan dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), Otoklaf, Oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan untuk sterilisasi dengan penyaringan, Radas penyulingan air dan atau pembebas mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah Ruang kultur dan atau kotak berpengatur suhu (Catatan: baik terang ataupun gelap terus-terusan sama baiknya untuk pertumbuhan sel.
 Umumnya cahaya yangdipancarkan dari lampu neon yang dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat ditambah dengan bola lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), Rak (Rak dari kawat kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan sekecil-kecilnya), Pengocok (Yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai ukuran besar untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah Pisau klinis, tang dan pembakaran Bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang disterilkan lebih dahulu. Labu kultur, botol Delong mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai leher sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklahmahal, tidak berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik digunakan pepet gelas sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin dan pembeku.























III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.      Waktu dan Tempat
            Praktikum pengenalan alat dilaksanakan pada hari Jumat,1 maret 2013, Pukul 07.30 sampai selesai. Di Puslitbang Bioteknologi, Pusat Kegiatan Penelitian (PKP), Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2.      Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu oven, autoclave, timbangan analitik, dan laminar air flow. Adapun bahan yang digunakan yaitu buku penuntun dan buku catatan.
3.3.      Prosedur Percobaan
            Adapun prosedur percobaan  yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:
1.      Asisten  menjelaskan alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan
2.      Praktikan mencatat nama alat dan fungsi masing-masing alat tersebut
3.      Asisten memberi respon untuk praktikan
4.      Mengumpulkan respon pada asisten








                                                                         
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.      Hasil
                                                 
                                      
                                                     

                             oven                                                             autoclave
                                              

                                                  
                           
                                  timbangan analitik
                                                                                         laminary airflow

4.2.      Pembahasan
            Oven berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasikan alat-alat dengan cara memasukkan alat-alat kultur kedalamnya dengan mengatur tekanan dan waktu yang dibutuhkan dalam sterilisasi tersebut. Cara penggunaan oven tersebut relative mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol power adalah tombol yang digunakan untuk menghidupkan ataupun untuk mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk menyalakan atau mematikan kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat dua layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET UP (panah ke atas) dan DOWN ( panah ke bawah) digunakan untuk mengatur suhu yang diinginkan dapat pula untuk mengatur waktu. Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka alat yang ingin digunakan dimasukkan ke dalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol power ditekan, kipas dinyalakan dan kecepatan kipas juga diatur, kemudian atur suhu dengan menekan SET.
Autoclave berfungsi untuk mensterilkan bahan atau alat yang pada umumnya terbuat dari logam, plastik, karet, tekstil gelas juga liquid (cairan) dalam keadaan terbungkus maupun tidak. Cara Penggunaannya yaitu :
1.      Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2.      Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
3.      Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4.      Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C.
5.      Tunggu hingga air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan), tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6.       Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan
7.      Pada preisuregauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan  hati-hati.
Timbangan analitik berfungsi untuk menimbang nutrisi yang akan diberikan pada media. Timbangan analitik sangat penting dalam kultur jaringan karena memudahkan untuk mengukur nutrisi. atau timbangan analitik adalah sebuah instrument yang berfungsi untuk mengukur massa suatu benda dengan akurasi sampai ±0,0001 gram, alat ini merupakan salah satu alat laboratorim yang sangat dibutuhkan sebagai dibutuhkan di laboratorium.
Ada beberapa langkah dalam menggunakan Analytical Balance ini, pertama yang harus dilakukan adalah menyalakan analytical balance dengan menekan control di layar dan setelah menyala tunggu beberapa detik kemudian akan me-reset ke angka 0.0000. Selanjutnya tempatkan kertas atau benda lainya ke dalam pan keseimbangan dan tutup pintu kaca dan tunggu lampu hijau disebelah kiri, ini ada lampu indicator stabilitas yang berguna untuk menunjukan bahwa berat benda yang stabil dan Tekan panel control untuk membatalkan beban kemasan dan layar akan kembali membaca 0.0000.
Laminary Air Flow berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasikan media. Penggunaan alat ini sangat penting karena digunakan untuk melakukan pembuatan eksplan dan juga pengambilan tanaman mini yang telah jadi dari hasil kultur jaringan. Cara penggunaannya yaitu:
1.      Menyalakan lampu UV, minimum selama 30 menit, sebelum laminar air flow digunakan. Hindarkan sinarnya dari badan dan mata.
2.      Siapkan semua alat-alat steril yang akan dipergunakan. Alat-alat yang dimasukkan ke dalam laminar air flow cabinet, disemprot terlebih dahulu dengan alcohol 70% atau spiritus.
3.      Meja dan dinding dalam LAF disemprot dengan alkohol 70% atau dengan spiritus untuk mensterilkan LAF.
4.      Blower pada LAF dihidupkan untuk menjalankan air flow.
5.      Nyalakan lampu dalam LAF.
6.      LAF sudah siap untuk digunakan.



 V. PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
            Dari hasil praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa alat-alat tersebut mempunyai fungsi masing-masing.
1.      Oven berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasi alat yang akan digunakan.
2.      Autoclave berfungsi untuk mensterilkan bahan atau alat yang pada umumnya terbuat dari logam, plastik, karet, tekstil gelas juga liquid (cairan) dalam keadaan terbungkus maupun tidak.
3.      Timbangan Analitik berfungsi untuk menimbang nutrisi yang akan diberikan pada media.
4.      Laminar Air Flow berfungsi sebagai alat untuk mensterilisasikan media.
5.2         Saran
1.      Untuk Laboratorium agar dibersihkan agar tidak ada bau yang tidak sedap.
2.      Untuk Laboratorium agar mempersiapkan kursi yang cukup.
.













DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. http://maulidamulyarahmawati.wordpress.com/2010/09/23/teknik-propagasi-in-vitro/. Diakses tanggal 06 Maret 2013.

             kultur-jaringan/. Diakses tanggal 06 Maret 2013.
Aryulina, diah, 2004. Biologi SMA Kelas XII Jakarta: Erlangga.
Tribowo, 2008. Bioteknologi Pertanian. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Zulkarnain, 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Bumi aksara: Jakarta.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar